Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Pemilik Jagal Anjing di Surabaya: Saya Salah Apa?

Kompas.com - 02/08/2022, 14:04 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebuah rumah jagal anjing di Kelurahan Sumur Welut, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya, Jawa Timur, digerebek polisi dan komunikasi pecinta satwa "Animals Hope Centre" pada Minggu (31/7/2022) dini hari.

Rumah tersebut adalah milik LM (70) dan istrinya, S (58). Mereka mengaku telah memasak daging anjing menjadi rica-rica sejak tahun 2014.

LM sang suami akan menyembelih anjing lalu membersihkannya dan memotong-motongnya. Lalu sang istri, S memasaknya dengan bumbu rica-rica.

S mengaku pelangganya datang dari beragam keyakinan. Untuk satu ekor anjing, akan habis dijual antara lima hari sampai satu minggu.

Baca juga: Kronologi Penggerebekan Rumah Jagal Anjing di Surabaya, Sempat Didatangi 3 Orang Mengaku Pembeli

Jika tak kunjung habis, S dan keluarganya akan ikut konsumsi daging anjing untuk lauk harian.

Selain memasak daging anjing, S juga mengolah daging biawak dengan bumbu rica-rica. Dua menu andalannya tersebut digunakan untuk menunjung kebutuhan keluarga sehari-hari.

Apalagi sang suami, LM menjadi pengangguran sejak tahun 2006 setelah sebelumnya menjadi karyawan pabrik minyak goreng.

"Jualan ini kalau aku sama suami sekitar 20 tahun lebih, tahun 2004 itu. Sebelum itu masih belajar dari orang tua," ucap dia, Senin (1/8/2022).

Beli dari pemburu Rp 200.00o per ekor

ilustrasi anjing liarUnsplash/Anoir Chafik ilustrasi anjing liar
S bercerita ia mendapatkan anjing yang dimasak dari para pemburu. Untuk satu ekor anjing, rata-rata ia akan membeli Rp 200.000 per ekor.

Namun harga disesuaikan dengan ukuran ajing.

S mengaku selama berjualan ia tak memasang spanduk menjual olahan daging anjing demi kenyamanan warga sekitar. Meski tak ada spanduk, pembeli sudah tahu dan akan lansung datang ke rumahnya.

"Makanya saya heran, saya ini salahnya di mana. Saya jualan daging anjing nggak merugikan mereka, saya nggak mencuri, saya biasa jualan ini. Tapi saya juga saling menjaga perasaan. Makanya saya nggak buka warung," papar dia.

Baca juga: Eri Cahyadi Sebut Jagal Anjing Tak Ada Aturannya: Jelas Dilarang

Sebelum penggerebakan dilakukan, pada Sabtu malam sekitar pukul 23.00 WIB, S mengaku kedatangan tiga orang yang hendak membeli olahan daging ajing atau daging anjing yang mentah.

"Siapa ya kok malam-malam gini ada tamu, apa orang mau beli dagangan. Tak buka saya tanya, 'ada perlu apa ya, Dik?'," tutur S.

Saat itu S mengatakan jika stok ia kosong dan baru ada di hari minggu.

"Saya jawab, 'sekarang nggak ada, Dik, besok saja'. Mereka kemudian malah tanya yang masih mentahan dan mau mentahan saja. Langsung saya ngebangunin anak saya, biar anak saya melayani," ungkap dia.

Anak laki-laki S langsung bangun dari tidurnya, sembari menganggap ada rezeki tambahan, tanpa repot-repot mengolahnya.

"Wes, Buk biar nggak riweh (Supaya nggak ribet) masaknya, kasihkan saja," ucap S menirukan anaknya.

Baca juga: Pengakuan Pemilik Rumah Jagal Anjing di Surabaya, Sudah Puluhan Tahun Beroperasi

Tiga orang itu kemidian dipersilahkan melihat empat ekor anjing yang diakui dibeli dari pemburu.

Setelah masuk dan melihat, menurut S, pembeli itu langsung memberikan tanda jadi sebesar Rp 300.000 dan akan mengambilnya pada Minggu pagi pukul 07.00 WIB.

Namun keesokannya pada pukul 04.00 WIB dini hari, S terbangun dan terkejut mendapati pintu rumahnya diketuk dengan tenaga cukup kuat.

S langsung membangunkan suaminya dan ketika membuka pintu terdapat sejumlah petugas sudah ada di depan rumahnya.

LM, sang suami sempat menanyakan kedatangan para petugas kepolisian itu. "Petugas bilang (karena) bapak melanggar menyiksa hewan satwa yang dilindungi," kata S.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar Keras, Warga: Dikira Bom

Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar Keras, Warga: Dikira Bom

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Surabaya
Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar hingga Radius 2 Kilometer

Ledakan Petasan di Bangkalan Terdengar hingga Radius 2 Kilometer

Surabaya
Rumah Ambruk di Bangkalan Akibat Petasan Meledak, 1 Orang Meninggal dan 2 Kritis

Rumah Ambruk di Bangkalan Akibat Petasan Meledak, 1 Orang Meninggal dan 2 Kritis

Surabaya
Arus Balik di Pelabuhan Jangkar Situbondo Didominasi Kalangan Santri

Arus Balik di Pelabuhan Jangkar Situbondo Didominasi Kalangan Santri

Surabaya
3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

Surabaya
PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

PKB dan Gerindra Jalin Koalisi Usung Sosok Kades pada Pilkada Jombang

Surabaya
2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

2 Bulan Belanja Masalah, AHY Mengaku Banyak Dapati Mafia Tanah

Surabaya
Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Korupsi Dana Desa Rp 360 Juta, Kades di Mojokerto Ditangkap Polisi

Surabaya
Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Banjir Lahar Gunung Semeru

Surabaya
Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Polisi Tangkap 3 Pria Pembuat Sabu Skala Rumahan di Pasuruan

Surabaya
Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Libur Lebaran 2024, Kunjungan Wisata ke Gunung Bromo Naik 100 Persen

Surabaya
Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Jembatan yang Rusak akibat Banjir Lahar Semeru Jadi 10 Unit

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com