MALANG, KOMPAS.com - Para seniman dan budayawan di Kota Malang, Jawa Timur menggelar kegiatan Festival Kali Brantas 2022. Salah satunya berada di Kampung Keramik Dinoyo pada Minggu (24/7/2022).
Terlihat puluhan penari wanita turun ke sungai membawa wadah yang terbuat dari keramik berisikan ikan. Mereka melakukan ritual Larung Sesaji Labuh Kali dengan diiringi lantunan gamelan.
Total ada 300 ekor ikan endemik yang dilarung ke sungai seperti jenis ikan wader, ikan koi, dan ikan kotes.
Baca juga: Demam Citayam Fashion Week hingga ke Kota Malang
Ketua Forkom Pokdarwis Kota Malang, Ki Demang mengatakan Festival Kali Brantas dilaksanakan di 7 kampung tematik yang ada di Kota Malang. Sebanyak 7 kampung tematik dipilih karena dilewati oleh Sungai Brantas.
Selain Kampung Keramik Dinoyo, kegiatan semacam itu juga ada di Kampung Gerabah Penanggungan, Kampung Putih Klojen, Kampung Biru Arema dan lainnya. Kegiatan dilakukan dari hari ini hingga 27 Juli nanti.
"Ini dilakukan dalam rangka memperingati Hari Sungai Nasional yang jatuh pada 27 Juli, ini kegiatan pertama kali dan diharapkan terus rutin setiap tahunnya," kata Ki Demang saat diwawancarai langsung.
Di Kampung Keramik Dinoyo, ritual Larung Sesaji Labuh Kali dilakukan sebagai tradisi untuk berdoa memberikan pengharapan dengan harapan masyarakat selalu diberi keselamatan.
"Larung sesaji kaitannya dengan rasa syukur karena memang ada saji-sajian dilabuhkan ke kali tapi yang dilarung ikan, ada sejumlah 40 penari yang turun ke sungai, setelah itu ikan dilepas dengan diiringi gamelan," katanya.
Selain itu, dalam ritual tersebut juga dilengkapi berbagai jenis sesajen seperti polo pendem, umbarampe, tumpeng, jenang sengkolo dan lainnya.
Baca juga: 8 Wanita Tunasusila di Kota Malang Terjaring Satpol PP
"Setelah itu dibawa ke atas, terus makanan dimakan bersama-sama," katanya. Dalam kegiatan tersebut juga terdapat pagelaran seni dan budaya seperti jaranan, hadrah dan lainnya.
Dia berharap dengan adanya kegiatan Festival Kali Brantas dapat kembali membangun kesadaran masyarakat sebagai gerakan peduli lingkungan dengan memerhatikan kondisi sungai.
Sehingga dengan begitu, kampung tematik tersebut bisa berdampak positif untuk lebih dikenal oleh masyarakat luas dan bisa banyak dikunjungi oleh wisatawan.
"Kesadaran itu yang kita tumbuhkan bersama sehingga masyarakat tidak membuang sampah sembarangan, tentu akan memanfaatkan sungai menjadi sumber kehidupan mereka, menjadi urat nadi masa depan," katanya.
Baca juga: Dikritik Warganet, Begini Tanggapan Penggagas Kayutangan Street Style di Kota Malang
Ki Demang menegaskan bahwa kegiatan itu dilakukan sebagai bagian dari pelestarian budaya yang saat ini hampir punah.
"Harus ditekankan bahwa pelestarian lingkungan tidak bisa terlepas dari tradisi atau budaya, maka ritual yang ada tetap harus dilakukan supaya tidak punah," katanya.
Ki Demang berencana untuk kegiatan Festival Kali Brantas di tahun-tahun selanjutnya bisa dilakukan secara meluas. Tidak hanya di Kota Malang saja, tetapi juga di daerah Malang Raya dan Jawa Timur lainnya.
"Tahun selanjutnya kegiatan semacam ini berharap bisa rutin bersama Kota Batu dan Kabupaten Malang, selanjutnya meluas bersama Blitar, Tulungagung, Kediri, Jombang atau seluruh 14 daerah di Jawa Timur yang dilewati Kali Brantas," katanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.