Puncak acara di malam hari adalah selamatan Tumpeng Sewu pada malam hari di mana semua warga akan mengeluarkan tumpeng.
Tumpeng ini akan dilengkapi dengan lauk khas Osing, yaitu pecel pithik alias ayam panggang dengan parutan kelapa.
Semakin semarak, obor-obor juga akan dinyalakan dan dipasang di setiap depan pagar rumah warga.
Dilansir dari Kompas.com (7/10/2013), kasur-kasur yang dijemur umumnya berupa Kasur Abang Cemeng di mana sekelilingnya berwarna merah (abang) dan sisi atas dan bawah kasur berwarna hitam (cemeng).
Setiap rumah di desa ini biasanya memiliki kasur tersebut karena setiap pengantin baru yang tinggal di Kemiren akan mendapatkan kasur abang cemeng.
Terdapat filosofi dari Kasur Abang Cemeng yang digunakan dalam tradisi Mepe Kasur.
Warna hitam kasur adalah simbol dari tolak bala, sementara warna merah adalah simbol keabadian rumah tangga.
Sehingga pemilik Kasur Abang Cemeng diharapkan terhindar dari kesialan dan langgeng dalam membina pernikahan mereka.
Sumber:
banyuwangikab.go.id
rri.co.id
travel.kompas.com