Waktu itu Muhadi juga sempat memberi kabar kepada keluarga di Trenggalek, bahwa selama di Malaysia ia menjalani pekerjaan tidak tetap dan selalu ber pindah-pindah.
Rencananya Muhadi akan pergi ke Aceh mencari pekerjaan seadanya.
Bahkan, ketika bencana tsunami melanda Aceh pada tahun 2004 silam, Muhadi memberi kabar kalau ia selamat.
"Tahun 2006 usai tsunami, bapak (Muhadi) sempat berkabar kalau selamat," kata Ali.
Baca juga: Polisi Ringkus Komplotan Spesialis Ganjal ATM di Trenggalek, Begini Modusnya
Selanjutnya, setelah itu pihak keluarga di Trenggalek tidak menerima kabar dari Muhadi sama sekali.
Itu merupakan kabar terakhir yang Ali dan keluarga terima soal keberadaan sang bapak.
Setelah itu, tak ada sedikit pun cerita soal Muhadi. Bahkan keluarga Trenggalek sudah merelakan apabila Muhadi telah meninggal dunia.
Ketika mendengar kabar dan melihat langsung bahwa Muhadi masih selamat dalam kondisi sehat, Surti serta keempat anaknya seakan tidak percaya. Rasa bahagia terlihat jelas di wajah Surti, Ali, serta tiga anak lainnya.
“Rasanya seperti menemukan bongkahan emas setelah mendapat kabar bahwa bapak selamat. Sebab sudah dikabarkan meninggal dunia,” ujar Ali.
Baca juga: Polres Trenggalek Tangkap Komplotan Pencuri Mesin Pembajak Sawah
Ketika hilang kontak dengan keluarga Trenggalek, Ali Fatah sempat mencari keberadaan bapaknya. Waktu itu, pencarian hanya bisa dilakukan sampai di Jambi dan balik ke Trenggalek, karena kehabisan uang.
"Saya cari sampai ke Jambi. Tidak ketemu. Balik lagi pulang karena kehabisan uang," terang Ali Fatah.
Sang adik Ali juga sempat hendak mencari bapaknya, tapi dilarang oleh Ali, karena tidak ada biaya lebih. Ali khawatir adiknya ikut hilang, karena uang saku terbatas dan belum pernah pergi jauh.
"Adik saya larang mencari. Bapak sudah hilang. Saya khawatir adik nanti hilang juga," ujar Ali.
Baca juga: Gubernur Khofifah Dorong Petani Anggrek Jatim Tembus Pasar Dunia