Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Peternak yang Diguncang Wabah PMK, Merugi Puluhan Juta Rupiah karena Sapi Mati, Sebut Bencana Nasional

Kompas.com - 20/06/2022, 15:51 WIB
Muchlis,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com – Peternak di Bangkalan, Jawa Timur merasakan dampak wabah Penyakit Kuku dan Mulut (PMK), terutama menjelang hari raya Idul Adha.

Momentum hari raya kurban yang seharusnya menjadi hujan rezeki, kini berubah drastis.

Baca juga: Khofifah Sebut Masih Banyak Ternak di Jatim Aman dari PMK dan Layak Dikurbankan, Warga Diminta Tak Khawatir

Syahril Abdilah (32), peternak asal Kecamatan Blega, Bangkalan, menceritakan sulitnya menjual ternak miliknya.

Syahril juga takut membawa ternaknya ke pasar hewan karena khawatir tertular PMK.

Untuk mengirim hewan ternak ke luar daerah pun kini semakin sulit lantaran banyak syarat yang harus dilengkapi.

“Di pasar hewan Tanah Merah sekarang sepi sapi, karena para peternak yang akan menjualnya ke pasar takut tertular, jadi takut. Sekarang yang menjadi isu di masyarakat adalah takut mengonsumsi daging sapi. Dan ini menjadi isu liar juga, maka sangat jelas dampaknya terhadap permintaan hewan kurban,” ucap Syahril kepada Kompas.com, Senin (20/6/2022).

Baca juga: Marak PMK, Wali Kota Malang Imbau Masjid Tetap Sembelih Hewan Kurban

Kondisi saat ini sangat berpengaruh pada perputaran perekonomiannya.

Dia menjelaskan, di Bangkalan, banyak peternak yang mengalami kerugian hingga puluhan juta lantaran sapi mereka mati diserang PMK. Padahal tak sedikit yang menggantungkan hidup dari peternakan.

“Kalau peternak kecil seperti kami dan masyarakat pendesaan, hewan ternak menjadi langkah solusi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan yang nominalnya besar. Seperti mau menikahkan anaknya maka yang akan dijual ya sapi,” papar dia.

Baca juga: Cegah PMK, Peternak di Gunungkidul Diimbau Transaksi Online

 

Dia berharap pemerintah hadir menyudahi derita para peternak. Salah satu yang diharapkan ialah pengobatan dan perawatan gratis.

“Upaya penangannya jangan sampai memberikan beban besar kepada masyarakat ini juga dirasakan oleh kami. Jangan sampai biayanya mahal bahkan kalau bisa gratis. Ada orang yang punya sapi terkena wabah untuk menyembuhkan penyakit ini sampai menghabiskan biaya Rp 2 juta dan ini belum ada bantuan dari pemerintah untuk peternak sapi,” pinta Syahril.

Pengakuan yang sama dituturkan oleh Fathurrahman (28), peternak dari Desa Modung, Kecamatan Modung. Bangkalan, Jawa Timur.

Menurut dia, harga ternak tetap turun jika sapi itu tidak mati usai serangan PMK.

“Sekarang harganya turun, minimal Rp 5 juta lebih, sekarang turun total. Tahun 2021 kemarin harga sapi lokal Madura menjelang hari raya kurban tembus Rp 20 juta lebih. Sekarang sapinya saja enggak mati wes bersyukur kita,” ungkap dia.

Baca juga: 2 Siswi di Bangkalan Alami Pelecehan Seksual hingga Nekat Loncat dari Angkot, Ini Kronologinya

Fathur meminta agar pemerintah melakukan langkah cepat untuk membantu agar sapi-sapi yang sakit segera sehat kembali dan sapi yang masih sehat memiliki proteksi dari ancaman wabah ini.

“Seharusnya pemerintah hadir dalam memberangus virus PMK ini artinya dalam memberikan suntik vaksin atau obat untuk sapi ini harus gratis, karena ini bencana nasional,” pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Alasan Sakit, Bupati Sidoarjo Mangkir Panggilan Pemeriksaan KPK

Alasan Sakit, Bupati Sidoarjo Mangkir Panggilan Pemeriksaan KPK

Surabaya
Polisi Periksa CCTV di Sekitar Lapangan Basket Alun Alun Magetan, Isa Bajaj Minta Pelaku Kekerasan terhadap Anaknya Bertanggung Jawab

Polisi Periksa CCTV di Sekitar Lapangan Basket Alun Alun Magetan, Isa Bajaj Minta Pelaku Kekerasan terhadap Anaknya Bertanggung Jawab

Surabaya
Sengketa Pilpres 2024, Khofifah Yakin MK Menangkan Prabowo-Gibran

Sengketa Pilpres 2024, Khofifah Yakin MK Menangkan Prabowo-Gibran

Surabaya
Pria di Kota Malang Diduga Bunuh Diri, Tubuhnya Mengenaskan Usai Ditabrak Kereta Api

Pria di Kota Malang Diduga Bunuh Diri, Tubuhnya Mengenaskan Usai Ditabrak Kereta Api

Surabaya
Kronologi Bapak dan Anak Tenggelam di Sungai Gresik-Sidoarjo, Motor Digas Saat di Perahu

Kronologi Bapak dan Anak Tenggelam di Sungai Gresik-Sidoarjo, Motor Digas Saat di Perahu

Surabaya
Pipa PDAM Kota Malang Jebol, Akses Air Bersih Ribuan Pelanggan Putus

Pipa PDAM Kota Malang Jebol, Akses Air Bersih Ribuan Pelanggan Putus

Surabaya
ART di Kota Malang Nekat Curi BPKB Sepeda Motor Majikannya untuk Dijadikan Jaminan Koperasi

ART di Kota Malang Nekat Curi BPKB Sepeda Motor Majikannya untuk Dijadikan Jaminan Koperasi

Surabaya
Bapak dan Anak Warga Gresik Tercebur di Sungai, hingga Kini Belum Ditemukan

Bapak dan Anak Warga Gresik Tercebur di Sungai, hingga Kini Belum Ditemukan

Surabaya
Gunung Semeru Alami Erupsi 2 Kali pada Jumat Pagi, Status Siaga

Gunung Semeru Alami Erupsi 2 Kali pada Jumat Pagi, Status Siaga

Surabaya
Berkas Diserahkan ke JPU, Kasus Korupsi Rp 9,1 Miliar di Anak Perusahaan PT Inka Segera Disidangkan

Berkas Diserahkan ke JPU, Kasus Korupsi Rp 9,1 Miliar di Anak Perusahaan PT Inka Segera Disidangkan

Surabaya
2 Warga Meninggal Dunia akibat Banjir Lahar Semeru

2 Warga Meninggal Dunia akibat Banjir Lahar Semeru

Surabaya
Psikolog Akan Dampingi Anak Komedian Isa Bajaj yang Diduga Alami Kekerasan

Psikolog Akan Dampingi Anak Komedian Isa Bajaj yang Diduga Alami Kekerasan

Surabaya
Jalur Banyuwangi-Jember Tertutup Banjir Lumpur, Buka Tutup Diberlakukan

Jalur Banyuwangi-Jember Tertutup Banjir Lumpur, Buka Tutup Diberlakukan

Surabaya
Kesaksian Anshori Saat Banjir Lahar Semeru Menerjang: Ada Suara Gemuruh

Kesaksian Anshori Saat Banjir Lahar Semeru Menerjang: Ada Suara Gemuruh

Surabaya
Gus Ipul Sebut Sudah Saatnya Ada Regenerasi di PKB

Gus Ipul Sebut Sudah Saatnya Ada Regenerasi di PKB

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com