SUMENEP, KOMPAS.com - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, kian meluas. Peternak hingga pengusaha daging sapi di Sumenep kini mulai waswas hingga terancam gulung tikar.
Salah satu peternak sapi bernama Ahmad Ra'i (37) mengaku wabah PMK berdampak buruk bagi para peternak.
Selain dihantui rasa takut akan kematian sapi ternak miliknya, aktivitas di pasar hewan juga terganggu yang mengakibatkan harga satu ekor sapi turun drastis.
"Beberapa sapi rencananya mau dijual, tapi harga di pasaran sekarang mulai turun drastis. Jadi (rencana untuk menjual) saya batalkan," kata Ahmad kepada Kompas.com, Kamis (9/6/2022).
Baca juga: Kasus di Sumenep Meluas, 17 Sapi di 3 Kecamatan Diduga Terjangkit PMK
Ahmad mengaku, sejak wabah PMK mulai ditemukan di Kabupaten Sumenep, ia rutin membersihkan kandang sapi miliknya hampir setiap hari.
Kendati begitu, dua dari tiga ekor sapi miliknya mengalami sakit yang menyerupai gejala PMK pada pekan lalu.
Ia akhirnya melapor ke petugas dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Sumenep untuk dilakukan penanganan. Sepekan kemudian, sapi miliknya mulai membaik.
"Sudah membaik. Tapi tetap saja khawatir kalau misalnya sapi yang lainnya mengalami sakit yang sama," kata dia.
Baca juga: Kebakaran, 4 Kios di Pasar Gayam Pulau Sapudi Sumenep Hangus, Kerugian Ditaksir Rp 310 Juta
Ahmad sendiri sejauh ini mengaku masih sabar merawat sapi miliknya di tengah ancaman wabah PMK.
Kendati begitu, ia mengatakan bisa saja menjual sapinya di bawah harga jika situasi tak kunjung membaik.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.