MALANG, KOMPAS.com - Salah satu lampu hias di Kayutangan Heritage, Jalan Jenderal Basuki Rahmat, Kota Malang, Jawa Timur, rusak. Lampu hias itu bengkok dan rawan patah. Padahal, usia lampu hias itu belum genap satu tahun.
Hal itu membahayakan bagi pengunjung. Apalagi, ketika malam hari tidak jarang terdapat kegiatan pertunjukan musik di dekat lokasi tersebut.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Wahyu Setianto mengatakan, perawatan dari lampu hias itu masih menjadi tanggung jawab dari kontraktor penyedia. Pihaknya sudah menghubungi kontraktor tersebut dan akan dilakukan perbaikan pada pekan ini.
Baca juga: JPO Kayutangan Heritage Akan Dirombak, Pemkot Malang: Nanti Bisa untuk Spot Foto
"Ini kan masih masa pemeliharaan sampai Bulan Juni. Saya sudah menghubungi ke pihak kontraktor untuk segera dibenahi, ini kan masih masa pemeliharaan selama 6 bulan dari kontraktor. Ya mudah-mudahan minggu ini sudah selesai," kata Wahyu saat dihubungi via telepon pada Rabu (11/5/2022).
Nantinya, perbaikan dilakukan dengan pengelasan untuk mengembalikan posisi lampu seperti kondisi sebelumnya.
"Jadi nanti dipanasi, dilas biar kembali ke fungsi semula, baru dicat ulang," katanya.
Baca juga: Penjual Takut Rugi, Kawasan Kayutangan Heritage Malang Batal Jadi Pasar Takjil
Wahyu menduga, rusaknya salah satu lampu hias itu karena ditabrak oleh mobil boks. Kejadian serupa juga pernah terjadi beberapa bulan lalu.
Wahyu mengakui bahwa penempatan lampu hias di Kayutangan Heritage terlalu dekat dengan jalan raya sehingga rawan ditabrak oleh kendaraan jenis mobil boks.
"Sebenarnya kan ada rencana pedestrian dengan lampu hias itu bakal dilebarkan di sisi timur dua meter, sisi barat dua meter. Nah, kalau sudah dilebarkan nanti aman, tetapi untuk sementara ini memang masih rawan, kami pun khawatir terkait itu," katanya.
Perlu diketahui, adanya salah satu lampu hias yang bengkok itu menjadi perbincangan warganet. Foto yang menunjukkan kerusakan lampu hias diunggah oleh pemilik akun Twitter @yusufgunawan pada Selasa (10/5/2022). Unggahan itu mendapat berbagai respons dari warganet.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.