SURABAYA, KOMPAS.com - Beredar pesan di aplikasi WhatsApp, menyusul adanya ribuan hewan ternak yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di empat wilayah Jawa Timur.
Pesan tersebut berisi ajakan warga tak mengonsumsi daging.
Baca juga: Miliki Populasi Sapi Terbesar Ke-3 di Jatim, Ini Upaya Kabupaten Kediri Cegah Penularan PMK
Di salah satu grup WhatsApp di Surabaya misalnya, salah seorang penyebar pesan mengirim sebuah tautan berita tentang penyakit ternak, PMK.
Pengirim kemudian menimpali dengan ajakan tak makan daging.
"Ojo mangan daging sik, rek. Bahaya penyakit mulut dan kuku. Ngeri. Iso nular ke manusia. Ati-ati (Jangan makan daging dulu. Bahaya penyakit mulut dan kuku. Ngeri. Bisa menular ke manusia)" tulis pembuat pesan tersebut.
Baca juga: Mentan: Sapi yang Terjangkit PMK Tidak Akan Dimusnahkan
Menanggapi hal itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi angkat bicara.
Wali Kota membantah pesan yang berisi ajakan tidak memakan daging.
Ia pun meminta warga Surabaya agar mencari sumber dan referensi yang kredibel dan dapat dipercaya. Sehingga, warga tidak termakan oleh isu maupun informasi yang menyesatkan.
"Sangat berbahaya bagi yang suka mencari referensi dan mudah percaya pada Universitas Broadcast WhatsApp," tutur Eri, Rabu (11/5/2022).
Baca juga: Ratusan Sapi Terjangkit PMK, Mentan Tetapkan Status KLB di 4 Daerah Jatim
Dengan adanya pesan berantai tentang informasi tersebut, kata Eri, akan sangat merugikan para pelaku usaha.
Terlebih jika banyak masyarakat yang menelan mentah-mentah informasi menyesatkan tersebut.
"Tentu sangat merugikan para pelaku usaha. Pedagang bakso, soto daging, dan sebagainya. Yang sebagian besar di antaranya adalah pelaku usaha kecil," ucap dia.
Baca juga: RPH Surabaya Tolak Hewan Ternak dari 4 Daerah Terjangkit PMK
Ia menegaskan, Pemkot Surabaya juga memperketat pengecekan dokumen surat dan kesehatan hewan ternak yang datang ke Surabaya.
"Rumah Potong Hewan (RPH) Surabaya pun rutin melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh kandang dan mobil pengangkut hewan untuk meningkatkan biosafety dan biosecurity," kata Eri.
Ia melanjutkan, Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) telah menguji dengan mengambil 61 sampel serum ternak potong. Hasilnya, semua sampel negatif.
RPH Surabaya juga memastikan tidak menerima hewan ternak dari 4 wilayah terjangkit PMK untuk dipotong di RPH.
"Jadi tidak usah khawatir. Makan daging sapi dan kambing aman," tutur dia.
Baca juga: Antisipasi Penyebaran PMK, Dispangtan Kota Malang Awasi Tempat Penampungan Sapi
Sebelumnya, Perusahaan Daerah (PD) Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Surabaya melakukan tindakan pencegahan terhadap masuknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menjangkiti hewan ternak.
Salah satu upaya pencegahan itu dilakukan dengan menolak sementara masuknya hewan ternak dari daerah suspek PMK, yakni Kabupaten Sidoarjo, Lamongan, Gresik dan Mojokerto.
"Prinsipnya RPH Surabaya melakukan tindakan pencegahan terhadap masuknya wabah PMK di lingkungan RPH. Kami menjaga jangan sampai wabah PMK yang dari Sidoarjo, Lamongan, Gresik dan Mojokerto itu, ternaknya atau wabahnya, masuk ke RPH (Surabaya)," kata Direktur Utama (Dirut), PD RPH Kota Surabaya, Fajar Arifianto Isnugroho di Surabaya, Selasa (9/5/2022).
Baca juga: Antisipasi Penyebaran PMK, Dispangtan Kota Malang Awasi Tempat Penampungan Sapi
Fajar menjelaskan, bahwa pencegahan pertama yang dilakukan yakni dengan menerapkan skrining ketat pada semua hewan ternak yang masuk RPH. Utamanya dari empat kabupaten di Jawa Timur yang suspect ditemukan virus PMK.
"Kami dengan tegas sementara menolak hewan dari 4 wilayah yang terjangkit dengan PMK tersebut," tegas dia.
Sebagai bentuk antisipasi virus PMK, ia juga menyatakan sudah memberikan pemahaman kepada mitra jagal bahwa yang menjadi fokus saat ini adalah pencegahan dan penanganan. Artinya, pemotongan dan operasional RPH harus berjalan.
Sehingga masyarakat mendapatkan pasokan daging yang baik dan tidak terpengaruh dengan adanya isu PMK.
"Yang kita antisipasi adalah karena Surabaya ini dekat Sidoarjo, Lamongan Gresik dan Mojokerto, jangan sampai wabah itu masuk lingkungan RPH," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.