Bahkan yang paling dia rasakan adalah olahan kerupuk udang sangrai khas Kwanyar buatan ibunya yang sudah terasa di ambang mata.
"Nanti buka puasa langsung makan kerupuk itu," sebut dia dengan napas ngos-ngosannya.
Perjuangan Alifah tak hanya selesai di situ, dirinya mengaku belum melakukan vaksin booster, dia berniat akan melakukannya ketika di kampung halamannya.
Sehingga dia dengan keponakannya harus melakukan tes PCR yang sudah disediakan di pelabuhan pemberangkatan asal.
Dia sangat khawatir takut hasilnya menunjukkan reaktif, maka harus tertahan lagi rasa rindunya.
"Alhamdulillah negatif atau non reaktif, jadi bisa langsung ini," kata dia.
Alifah mengaku oleh-oleh spesial buat ibu tercintanya hanya mukena.
Mukenanya dia simpan dalam tas ranselnya, sedangkan koper dan kardus hanya disi pakaian pribadinya.
"Kalau kardus ini hanya makanan ringan buat oleh-oleh keponakan yang masih kecil-kecil di rumah," terang dia.
Baca juga: H-1 Lebaran, Arus Mudik di Tol Jakarta-Cikampek Ramai Lancar
Alifah akan berlibur hingga usai Lebaran Ketupat, dia akan mengisi hari-harinya dengan ibunya.
"Pokok saya harus puas dulu nemenin ibu, nyenengin ibu juga. Buat bekal satu tahun lagi pas harus balik lagi kerja," jelas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.