Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringati Hari Kartini, Siswi MI di di Banyuwangi Belajar Kesehatan Reproduksi

Kompas.com, 23 April 2022, 10:05 WIB
Rachmawati

Penulis

KOMPAS.com - Puluhan siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darun Najah II Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur belajar tentang kesehatan reproduksi pada Kamis (21/4/2022) sore.

Kelas edukasi tersebut dikemas di luar kelas yakni di Taman Sritanjung Banyuangi.

Didampingi wali murid, para siswa mendapatkan edukasi untuk merawat organ reproduksi hingga terhindar dari risiko kanker yang dihadapi perempuan, seperti kanker rahim (serviks) dan kanker payudara.

Kegiatan tersebut digelar bertepatan dengan peringatan Hari Kartini.

Baca juga: Perempuan Manggarai Timur, NTT Rayakan Hari Kartini di Pantai Lia Mbala

Materi kesehatan reproduksi disampaikan oleh dokter spesialis penyakit dalam, Kurnia Alisa Putri.

Ia mengatakan anak-anak harus diajarkan kesehatan reproduksi sejak usia tiga tahun. Namun cara penyampaiannya berbeda dengan cara menyampaikan pada anak usia SD.

“Kalau pada anak usia 3-5 tahun mungkin bahasanya tidak sejujur kita bicara pada anak SD. Kalau anak SD sudah belajar biologi sehingga kita bisa menjelaskan lebih detail,” ujar Kurnia.

Menurut alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), anak-anak juga harus memahami cara membersihkan organ reproduksinya.

Baca juga: Kezia Tulalessy, Remaja 16 Tahun Asal Ambon Terima Penghargaan Hari Kartini

“Mereka harus memahami saat mereka kencing harus dibersihkan dengan air. Pembersihan harus dilakukan dari depan ke belakang, bukan dari belakang ke depan. Karena itu akan meningkatkan risiko kuman dari anus untuk naik ke saluran kencing,” katanya.

Dokter yang bertugas di RS Yasmin Banyuwangi itu menambahkan usia ideal anak untuk mendapatkan informasi pencegahan penyakit pada organ reproduksi adalah dimulai usia kelas 3 SD.

“Karena untuk mempersiapkan mereka menstruasi. Biasanya umur 8 tahun atau kelas IV SD sudah mulai menstruasi,” katanya.

Baca juga: Hari Kartini, 7 Wanita Kepri Terima Penghargaan Perempuan Inspiratif

Ia juga menjelaskan bagaimana cara mengganti pembalut dan berapa kali harus diganti saat sedang menstruasi. Misalnya, sehari minimal tiga kali atau tergantung pada darah yang keluar dan aktivitas yang dilakukan.

“Hal-hal simpel seperti itu sih sebenarnya. Ganti celana dalam seperti apa, perawatan celana dalam seperti apa, harus dijemur, harus diletakkan yang tidak lembab, yang kering,” ujar dokter yang akrab disapa Puput ini.

Para siswa juga dibekali pengetahuan tentang kanker serviks dan kanker payudara serta cara pencegahannya.

“Tapi sekarang pencegahannya ada vaksin,” ujarnya.

Baca juga: Hari Kartini, Ridwan Kamil Beri Penghargaan untuk 27 Perempuan Jabar

Ia mengatakan usia yang paling rentan terserang kanker serviks rata-rata usia 40 tahun ke atas. Namun, banyak kasus juga ditemukan perempuan berusia 27-28 tahun terkena kanker serviks karena mereka menikah di usia yang sangat muda.

“Jadi banyak dari pelosok (desa), menikahnya masih muda, beberapa tahun kemudian ditemukan menderita kanker serviks,” katanya.

Sementara itu Kepala MI Darun Najah II Majidatul Himmah mengatakan siswa yang mengikuti edukasi reproduksi adalah siswa kelas 4,5 dan 6.

“Siswi kelas 4, 5, dan 6 diberi edukasi tentang cara merawat organ kewanitaan sejak dini agar terbiasa hidup sehat dan terhindar dari kanker serviks dan kanker payudara yang banyak dialami wanita,” katanya.

Baca juga: Isak Tangis Napi, Basuh Kaki Ibu Saat Hari Kartini, Siswono: Ini yang Pertama

Sementara untuk siswi kelas 1,2 dan 3 diajak untuk mengenal jenis bumbu-bumbu dapur.

“Kegiatan ini diikuti siswi kelas 1 sampai 6 dan ibu-ibu wali murid. Siswi kelas 1, 2, dan 3 dikenalkan tentang bumbu dapur agar tahu macam-macam bumbu masak sehingga bisa membantu bunda di dapur,” kata dia.

Setelah diberi materi tentang cara merawat organ kewanitaan, para siswa membagikan takjil ke pengendara yang melintas di sekitar Taman Sritanjung.

“Ditutup dengan kegiatan berbagi takjil agar melatih siswi untuk terbiasa berbagi,” kata Majidatul.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau