Salin Artikel

Peringati Hari Kartini, Siswi MI di di Banyuwangi Belajar Kesehatan Reproduksi

Kelas edukasi tersebut dikemas di luar kelas yakni di Taman Sritanjung Banyuangi.

Didampingi wali murid, para siswa mendapatkan edukasi untuk merawat organ reproduksi hingga terhindar dari risiko kanker yang dihadapi perempuan, seperti kanker rahim (serviks) dan kanker payudara.

Kegiatan tersebut digelar bertepatan dengan peringatan Hari Kartini.

Materi kesehatan reproduksi disampaikan oleh dokter spesialis penyakit dalam, Kurnia Alisa Putri.

Ia mengatakan anak-anak harus diajarkan kesehatan reproduksi sejak usia tiga tahun. Namun cara penyampaiannya berbeda dengan cara menyampaikan pada anak usia SD.

“Kalau pada anak usia 3-5 tahun mungkin bahasanya tidak sejujur kita bicara pada anak SD. Kalau anak SD sudah belajar biologi sehingga kita bisa menjelaskan lebih detail,” ujar Kurnia.

Menurut alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), anak-anak juga harus memahami cara membersihkan organ reproduksinya.

“Mereka harus memahami saat mereka kencing harus dibersihkan dengan air. Pembersihan harus dilakukan dari depan ke belakang, bukan dari belakang ke depan. Karena itu akan meningkatkan risiko kuman dari anus untuk naik ke saluran kencing,” katanya.

Dokter yang bertugas di RS Yasmin Banyuwangi itu menambahkan usia ideal anak untuk mendapatkan informasi pencegahan penyakit pada organ reproduksi adalah dimulai usia kelas 3 SD.

“Karena untuk mempersiapkan mereka menstruasi. Biasanya umur 8 tahun atau kelas IV SD sudah mulai menstruasi,” katanya.

Ia juga menjelaskan bagaimana cara mengganti pembalut dan berapa kali harus diganti saat sedang menstruasi. Misalnya, sehari minimal tiga kali atau tergantung pada darah yang keluar dan aktivitas yang dilakukan.

“Hal-hal simpel seperti itu sih sebenarnya. Ganti celana dalam seperti apa, perawatan celana dalam seperti apa, harus dijemur, harus diletakkan yang tidak lembab, yang kering,” ujar dokter yang akrab disapa Puput ini.

Para siswa juga dibekali pengetahuan tentang kanker serviks dan kanker payudara serta cara pencegahannya.

“Tapi sekarang pencegahannya ada vaksin,” ujarnya.

Ia mengatakan usia yang paling rentan terserang kanker serviks rata-rata usia 40 tahun ke atas. Namun, banyak kasus juga ditemukan perempuan berusia 27-28 tahun terkena kanker serviks karena mereka menikah di usia yang sangat muda.

“Jadi banyak dari pelosok (desa), menikahnya masih muda, beberapa tahun kemudian ditemukan menderita kanker serviks,” katanya.

Sementara itu Kepala MI Darun Najah II Majidatul Himmah mengatakan siswa yang mengikuti edukasi reproduksi adalah siswa kelas 4,5 dan 6.

“Siswi kelas 4, 5, dan 6 diberi edukasi tentang cara merawat organ kewanitaan sejak dini agar terbiasa hidup sehat dan terhindar dari kanker serviks dan kanker payudara yang banyak dialami wanita,” katanya.

Sementara untuk siswi kelas 1,2 dan 3 diajak untuk mengenal jenis bumbu-bumbu dapur.

“Kegiatan ini diikuti siswi kelas 1 sampai 6 dan ibu-ibu wali murid. Siswi kelas 1, 2, dan 3 dikenalkan tentang bumbu dapur agar tahu macam-macam bumbu masak sehingga bisa membantu bunda di dapur,” kata dia.

Setelah diberi materi tentang cara merawat organ kewanitaan, para siswa membagikan takjil ke pengendara yang melintas di sekitar Taman Sritanjung.

“Ditutup dengan kegiatan berbagi takjil agar melatih siswi untuk terbiasa berbagi,” kata Majidatul.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/04/23/100500678/peringati-hari-kartini-siswi-mi-di-di-banyuwangi-belajar-kesehatan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke