Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkab Magetan Tata Ulang Benda Purbakala untuk Dijadikan Cagar Budaya

Kompas.com - 20/04/2022, 11:17 WIB
Sukoco,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS.com – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magetan, Jawa Timur, memetakan dan menata ulang puluhan benda purbakala untuk dilaporkan ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Pengelola Data Cagar Budaya dan Koleksi Museum pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magetan, Nia Damayanti mengatakan, hingga Selasa (12/4/2022), jumlah benda purbakala yang telah didata sebanyak 137 benda. Ketika sudah didaftarkan, benda itu akan menjadi cagar budaya yang keberadaannya dilindungi.

Baca juga: Operasi Pasar 2 Kali Digelar, Harga Minyak Goreng Curah di Magetan Masih Mahal

"Yang sudah kita data ada 137 benda seperti arca, ada yoni, ada benteng purwodadi, ada arca, candi dewi sri, candi sadon dan sejumlah benda purbakala lainnya,” ujar Nia saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (19/4/2022).

Nia menambahkan, pendataan ulang dilakukan untuk memberikan nomor registrasi dan upaya untuk dilakukan penetapan sebagai cagar budaya.

Baca juga: Laris Manis, Pedagang Bunga Tabur di Magetan: Hari Ini Laku 300-an Kantong

"Pendataan untuk pemberian nomor registrasi kemudian ke depan mungkin untuk bisa ditetapkan sebagai cagar budaya,” jelasnya.

Meski telah mengirimkan data 137 benda purbakala, Nia memastikan, pendataan masih dilakukan terhadap puluhan benda purbakala yang baru ditemukan maupun baru dilaporkan oleh warga.

Puluhan benda purbakala tersebut tersebar hampir di seluruh desa di Kabupaten Magetan.

"Kita tetap melakukan pendataan meski permintaan kementerian deadline-nya tanggal 12 kemarin,” ucapnya.

Pendataan benda purbakala yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Magetan meliputi benda, struktur, bangunan atau situs, ukuran serta  lokasi koordinat benda purbakala tersebut ditemukan. Sejumlah benda purbakala yag ditemukan terancam hilang dan mengalami kerusakan karena lokasinya berada di tengah lingkungan warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Pailit, Nasib 395 Buruh di Kabupaten Madiun Terkatung-katung karena Tunggakan Gaji Tak Kunjung Dibayar

Pabrik Sepatu Pailit, Nasib 395 Buruh di Kabupaten Madiun Terkatung-katung karena Tunggakan Gaji Tak Kunjung Dibayar

Surabaya
Motif Suami di Malang Aniaya Istri yang Hamil, Tak Terima Korban Bertemu Teman Masa Sekolah

Motif Suami di Malang Aniaya Istri yang Hamil, Tak Terima Korban Bertemu Teman Masa Sekolah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
2 Personel Kepolisian di Lamongan Diberhentikan dengan Tidak Hormat

2 Personel Kepolisian di Lamongan Diberhentikan dengan Tidak Hormat

Surabaya
Kisah Perjuangan Seorang Petani di Banyuwangi Kenalkan Metode Hitung Cepat untuk Pendidikan Anak-anak Desa

Kisah Perjuangan Seorang Petani di Banyuwangi Kenalkan Metode Hitung Cepat untuk Pendidikan Anak-anak Desa

Surabaya
Polisi Identifikasi Kelompok Anarko Saat Aksi May Day di Surabaya

Polisi Identifikasi Kelompok Anarko Saat Aksi May Day di Surabaya

Surabaya
Soal Dugaan ODGJ 'Dijual' di Jember, Camat: Tidak seperti Itu

Soal Dugaan ODGJ "Dijual" di Jember, Camat: Tidak seperti Itu

Surabaya
Mari Bantu Nenek Hotipah dan Putriya yang Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot, Tidur Beralaskan Tikar

Mari Bantu Nenek Hotipah dan Putriya yang Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot, Tidur Beralaskan Tikar

Surabaya
Golkar Siapkan Menantu Soekarwo untuk Pilkada Surabaya

Golkar Siapkan Menantu Soekarwo untuk Pilkada Surabaya

Surabaya
Sopir Mengantuk, Mobil Rombongan Keluarga dari Blora Terperosok ke Saluran Irigasi di Magetan

Sopir Mengantuk, Mobil Rombongan Keluarga dari Blora Terperosok ke Saluran Irigasi di Magetan

Surabaya
Suami di Kota Malang Aniaya Istri yang Mengandung 4 Bulan

Suami di Kota Malang Aniaya Istri yang Mengandung 4 Bulan

Surabaya
BMKG Sebut Wilayah Jatim Panas Bukan karena Fenomena 'Heat Wave'

BMKG Sebut Wilayah Jatim Panas Bukan karena Fenomena "Heat Wave"

Surabaya
Kisah Ilun, Cari Rongsokan Sepulang Sekolah untuk Bantu Orangtua

Kisah Ilun, Cari Rongsokan Sepulang Sekolah untuk Bantu Orangtua

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com