Tak hanya itu, selama bergabung, Pras juga pernah mendapatkan orderan fiktif atau bodong.
Besarannya variatif tetapi yang terakhir dia harus menanggungnya sendiri orderan fiktif Rp 75.000.
"Pernah juga saya tiga kali, yang saya klaimkan itu yang habis Rp 250.000, tapi ya gitu ribet, harus dikasihkan ke panti asuhan dan harus dapat stempel serta foto bareng sama yang menerima, baru berkas-berkas ini dilaporkan, itu pun enggak langsung cair harus nunggu besoknya itu sekitar 1 tahunan lah,"ungkap dia.
Dia berharap demo yang dilakukan hari ini berbuah manis dan kondisi bisa kembali seperti semula, agar usahanya tidak sia-sia.
"Semoga saja pak Dirjenhubdar mau mendengarkan keluhan kita, dan bisa seperti semula, sekali order ongkosnya Rp 8.000," harap dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang