Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Ikan di Banyuwangi Diklaim Berhasil, Ini Cerita Warga Kampung Nelayan Pulau Santen

Kompas.com - 17/03/2022, 10:30 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ahmad Su'udi ,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Rumah Ikan atau fish apartment program Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Jawa Timur, diklaim berhasil mencapai tujuan. Kabupaten Banyuwangi kerap menjadi tujuan studi banding program ini.

Program tersebut dilaksanakan dengan cara mendirikan rumah ikan berbentuk rak tersusun berisi bibit ikan di dasar laut.

Baca juga: Mahasiswa di Banyuwangi Diduga Gelapkan Mobil Pinjaman, Korban Rugi Rp 300 Juta

Rak-rak itu sulit dimasuki ikan besar, sehingga yang kecil dapat berlindung dan tumbuh di sana. Rumah ikan juga ditujukan jadi tempat pemijahan atau tempat ikan bertelur.

Di Kabupaten Banyuwangi, program ini dilaksanakan di 12 titik. Di antaranya di Pantai Bangsring, Pulau Santen, Pantai Cemara, Pantai Muncar yang berada di Selat Bali, hingga Pantai Wedi Ireng di laut selatan.

Warga kampung nelayan Pulau Santen, Slamet Efendi mengatakan, pemasangan rumah ikan di kampungnya dilaksanakan sekitar 2017.

Data Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Banyuwangi menyebutkan, Pulau Santen mendapatkan 250 modul yang kemudian disusun menjadi sejumlah rak rumah ikan.

"Kalau ikannya lumayan banyak kalau dipancing, warga sudah merasakan manfaatnya. Kemarin ada yang dapat lobster tiga kilogram satu ekor, hasil memancing," kata Slamet melalui telepon, Rabu (16/3/2022).

Cara memancing yang kerap dilakukan warga Pulau Santen adalah rawe, yakni sejumlah mata kail yang dipasang di seutas senar pancing.

Cara memakainya dengan dilempar ke laut, lalu ditarik terus-menerus dengan harapan satu atau beberapa mata kail akan nyangkut di bagian tubuh ikan.

Rumah Ikan itu dipasang sekitar 150 meter dari darat, lurus di sebelah timur permukiman, di kedalaman sekitar 30 meter.

Sayangnya, pemancing yang tak tahu lokasi rumah ikan itu, kerap terjebak jangkarnya hingga harus diputus dan direlakan hilang.

Setelah tersangkut, jangkar perahu pemancing tak bisa diangkat, juga tak bisa dibenahi di bawah laut karena letaknya terlalu dalam.

Slamet mengatakan, hal itu kerap dikeluhkan pemancing pemula di sana. Setidaknya sudah 10 kali ada laporan jangkar tersangkut dan harus diputus.

"Harus pandai-pandai pemancing mengarahkan perahu. Takutnya kan orang-orang yang baru itu, baru-baru belajar (memancing di sana), kalau anak-anak sini sudah ngerti semua (posisi rumah ikan)," kata Slamet.

Kepala DKP Banyuwangi Alief R Kartiono mengatakan, pihaknya juga melihat program rumah ikan telah menghasilkan manfaat.

Baca juga: Perubahan Sungai Seng Banyuwangi, Dulu Penuh Tinja dan Sampah, Kini Berisi Ikan Hias

Dalam program itu, pihaknya berperan mendorong nelayan memiliki Kelompok Usaha Bersama (KUB) sehingga bisa memperoleh program yang bertujuan menambah pasokan ikan di laut itu.

"Dari beberapa lokasi yang saya kunjungi begitu, artinya di luar zona inti menjadi lahan limpahan pengembangan (ikan). Dan KUB yang ada di garda terdepan untuk pengembangan konservasi darat dan laut," kata Alief melalui aplikasi pesan, Senin (14/3/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambil Gemetar, Siti Ceritakan Detik-detik Warungnya Ditabrak Truk di Malang

Sambil Gemetar, Siti Ceritakan Detik-detik Warungnya Ditabrak Truk di Malang

Surabaya
Suster yang Menganiaya Anak Selebgram Malang Ditangkap

Suster yang Menganiaya Anak Selebgram Malang Ditangkap

Surabaya
Perampok di Lamongan Sasar 2 Agen Perbankan dalam 2 Hari, Pelaku Diduga Sama

Perampok di Lamongan Sasar 2 Agen Perbankan dalam 2 Hari, Pelaku Diduga Sama

Surabaya
Oknum Perwira Polisi di Banyuwangi Positif Narkoba, Jabatannya Dicopot

Oknum Perwira Polisi di Banyuwangi Positif Narkoba, Jabatannya Dicopot

Surabaya
Pelabuhan Tanjungwangi Banyuwangi Mulai Dipadati Pemudik asal Madura

Pelabuhan Tanjungwangi Banyuwangi Mulai Dipadati Pemudik asal Madura

Surabaya
Dinkes Kota Batu Temukan 2 Jajanan Takjil Diduga Mengandung Boraks

Dinkes Kota Batu Temukan 2 Jajanan Takjil Diduga Mengandung Boraks

Surabaya
Truk Molen Oleng Tabrak Tiang dan 3 Motor di Kota Malang

Truk Molen Oleng Tabrak Tiang dan 3 Motor di Kota Malang

Surabaya
Warga Jember Tewas Tertabrak Kereta di Pelintasan Tanpa Palang Pintu

Warga Jember Tewas Tertabrak Kereta di Pelintasan Tanpa Palang Pintu

Surabaya
978 Pekerja Jasa Transportasi di Kota Batu Terima Insentif Ramadhan Rp 600.000

978 Pekerja Jasa Transportasi di Kota Batu Terima Insentif Ramadhan Rp 600.000

Surabaya
Kasus DBD di Kabupaten Malang Meningkat Capai 905 Orang, 10 di Antaranya Meninggal

Kasus DBD di Kabupaten Malang Meningkat Capai 905 Orang, 10 di Antaranya Meninggal

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Sedang

Surabaya
Bertengkar dengan Istri, Ayah di Situbondo Aniaya Balitanya

Bertengkar dengan Istri, Ayah di Situbondo Aniaya Balitanya

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com