Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesilat Harus Jaga Persaudaraan, Jangan Mudah Terprovokasi

Kompas.com - 13/03/2022, 06:12 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ahmad Su'udi ,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Dua truk kepolisian terparkir di depan Kantor Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (11/3/2022).

Personel dan mobil kepolisian juga nampak di beberapa titik, termasuk di sebuah persimpangan, sekitar 500 meter sebelah selatan kantor desa.

Sehari sebelumnya, di dekat persimpangan itu, terjadi bentrok antar dua perguruan silat, Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan Pagar Nusa (PN).

Baca juga: 1 Orang Tewas dalam Bentrok Perguruan Silat di Banyuwangi

Kejadian itu menelan satu korban jiwa dan puluhan orang luka, serta menimbulkan trauma pada warga. TNI-Polri pun memperketat keamanan.

"Kalau korban harta, sampean cek sendiri ya nggak seberapa lah. Yang paling dirasakan itu korban trauma, (jangan terjadi lagi) ya harapannya seperti itu," kata Ketua RT setempat, Purnadi, saat ditemui Kompas.com di lokasi kejadian, Jumat.

Dia mengatakan, bentrok di kampungnya terjadi tiga kali, diawali Rabu (9/3/2022) sore. Kedua, pada Rabu malam, dan ketiga, terjadi lagi pada Kamis (10/3/2022) dini hari yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa.

Baca juga: Soal Bentrok Perguruan Silat di Banyuwangi, Warga: Yang Paling Dirasakan Itu Trauma

Kepolisian telah melakukan antisipasi, namun jumlah massa sangat banyak. Satu versi mengatakan ratusan orang, versi lain ribuan.

Forum Komunukasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Banyuwangi bergerak bersama-sama pada Hari Kamis dengan menemui pimpinan kedua perguran silat. Mereka bersepakat untuk menyerahkan penyelesaian konflik itu kepada kepolisian, dengan tindakan penegakan hukum.

"Semua telah sepakat untuk melakukan konsolidasi ke dalam dan mendinginkan suasana. Kedua pihak juga sepakat menyerahkan proses hukum pada kepolisian," kata Wakapolresta Banyuwangi AKBP Didiek Harianto, Kamis.

Satu unit motor matic diangkut kepolisian untuk penyelidikan penyebab bentrok antara dua perguruan silat di Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (11/3/2022).KOMPAS.COM/AHMAD SU'UDI Satu unit motor matic diangkut kepolisian untuk penyelidikan penyebab bentrok antara dua perguruan silat di Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (11/3/2022).
Penggalian data dilakukan kepolisian di dua kubu, di samping penyekatan oleh aparat, untuk mencegah ada lagi gerakan susulan dari dua kelompok.

Secara bergantian atau bersama-sama, setiap hari Forkopimda datang ke tokoh-tokoh masyarakat untuk berkomunikasi mendinginkan suasana.

Langkah itu efektif mencegah munculnya kembali perkumpulan secara fisik di dua perguruan silat, hingga tak ada lagi laporan perkelahian pada Hari Jumat.

Sekretaris Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Banyuwangi Hidayaturrahman mengaku, pada Jumat (11/3/2022) pagi, telah berkoordinasi dengan pimpinan dua perguruan silat.

Baca juga: Gara-gara Memakai Kaus Perguruan Silat, 2 Remaja di Tuban Dikeroyok Rombongan Konvoi

Dia mengatakan, massa dari masing-masing kelompok telah pulang dan situasi telah dingin.

Hidayat menjelaskan, pihaknya sangat prihatin atas kejadian bentrok tersebut, karena telah merugikan masyarakat Banyuwangi, termasuk para insan pencak silat.

Menurutnya, semua perguruan dan aliran silat mengajarkan kaidah-kaidah toleransi, persaudaraan, dan kesopanan, dalam setiap latihan yang mereka gelar.

Baca juga: Keroyok Anak Bawah Umur, 2 Anggota Perguruan Silat di Lamongan Ditangkap, 3 Pelaku Kabur

"Kita tetap harus saling menghormati, saling menjaga, utamanya sesama para pendekar, sesama insan pencak silat. Pencak silat itu kebudayaan asli Indonesia, dan tentunya juga menjunjung tinggi kaidah-kaidah kesopanan, kemudian kaidah saling toleransi, dan lain sebagainya," kata Hidayat melalui telepon, Jumat.

Bila dipetakan, di Banyuwangi pendekar-pendekar senior pencak silat telah memahami pentingnya persatuan, kerukunan, dan terbuka terhadap koordinasi ketertiban umum.

Di sisi lain, pendekar-pendekar muda di akar rumput masih mudah terprovokasi oleh hoaks dan fitnah, hingga sering menyebabkan skala konflik semakin luas.

Sejumlah personil kepolisian menjaga perempatan Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dekat lokasi bekas bentrok antara dua perguruan silat, Jumat (11/3/2022).Ahmad Suudi / Kompas.com Sejumlah personil kepolisian menjaga perempatan Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dekat lokasi bekas bentrok antara dua perguruan silat, Jumat (11/3/2022).
Misalnya dalam bentrok antara PSHT dan PN kemarin, Polresta Banyuwangi dan IPSI sama-sama menyimpulkan penyebabnya adalah saling ejek yang diwarnai hoaks dan provokasi di media sosial.

Konflik antar perguruan silat di sejumlah daerah di Pulau Jawa, beberapa kali muncul dengan pola yang sama, disebabkan komunikasi yang buruk melalui media sosial.

Misalnya di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur (20/10/2021), yang disebabkan hasutan di media sosial, dan di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah (8/5/2019), yang dipicu informasi hoaks.

Baca juga: Mengaku Anggota Perguruan Silat di Medsos, Mahasiswa Jember Dikeroyok

"Sehingga harapan kami ke depan, ayo, kita lebih bersatu lagi, kita lebih kompak lagi, utamanya dalam menanggapi berita-berita yang sering terjadi saat ini melalui media sosial. Apapun bentuk dari kesalahpahaman itu, tentunya perlu diklarifikasi terlebih dahulu, sehingga kita tahu secara jelas," kata Hidayat lagi.

Dia mengatakan, di situ lah pentingnya kemampuan pendekar-pendekar muda dalam menyikapi informasi, untuk menghindari konflik hanya karena hasutan atau provokasi.

Pihaknya pun berencana mengumpulkan 26 perguruan silat yang terdaftar dalam IPSI Banyuwangi, untuk berdiskusi terkait pemeliharaan ketertiban umum.

Baca juga: Cerita di Balik Perusakan 18 Rumah Warga di Gresik oleh Massa Perguruan Silat, Protes Penganiayaan Teman

Dilansir dari laman resmi Kementerian Pendidikan, Kebudyaaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), bahwa sidang ke-14 Komite Warisan Budaya Takbenda UNESCO di Bogota, Kolombia, pada 2019, telah menetapkan tradisi pencak silat sebagai warisan budaya tak benda untuk kemanusiaan.

Mengutip Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid, bahwa tradisi pencak silat sangat penting bagi Indonesia untuk kepentingan pendidikan, penguatan jati diri dan juga memperkuat kehadiran Indonesia di level internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

14 Orang Jadi Tersangka Ledakan Balon Udara yang Tewaskan 1 Remaja di Ponorogo

14 Orang Jadi Tersangka Ledakan Balon Udara yang Tewaskan 1 Remaja di Ponorogo

Surabaya
Kronologi Bus Sugeng Rahayu Terguling di Jalur Solo-Ngawi, 8 Penumpang Selamat

Kronologi Bus Sugeng Rahayu Terguling di Jalur Solo-Ngawi, 8 Penumpang Selamat

Surabaya
Trihandy Cahyo Saputro Daftar Bacabup Nganjuk ke PKB setelah Demokrat dan PDIP

Trihandy Cahyo Saputro Daftar Bacabup Nganjuk ke PKB setelah Demokrat dan PDIP

Surabaya
Jurnalis Malang Raya Gelar Aksi Tolak Revisi RUU Penyiaran

Jurnalis Malang Raya Gelar Aksi Tolak Revisi RUU Penyiaran

Surabaya
Video Viral 2 Mahasiswa Bermesraan di Gedung Kampus, UINSA Surabaya Lakukan Investigasi

Video Viral 2 Mahasiswa Bermesraan di Gedung Kampus, UINSA Surabaya Lakukan Investigasi

Surabaya
Mantan Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi Daftar Bacabup ke PKB

Mantan Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi Daftar Bacabup ke PKB

Surabaya
Tangis Tukang Becak Asal Ponorogo Naik Haji Tahun Ini, Bermula dari Mimpi dan Nabung Rp 3.000

Tangis Tukang Becak Asal Ponorogo Naik Haji Tahun Ini, Bermula dari Mimpi dan Nabung Rp 3.000

Surabaya
2 ASN Tulungagung Pesta Narkoba di Surabaya karena Penat Kerja

2 ASN Tulungagung Pesta Narkoba di Surabaya karena Penat Kerja

Surabaya
Bus Sugeng Rahayu Oleng dan Terguling di Hutan Ngawi, Sopir Bus Mengaku Ada Truk Mepet Bus Saat Salip

Bus Sugeng Rahayu Oleng dan Terguling di Hutan Ngawi, Sopir Bus Mengaku Ada Truk Mepet Bus Saat Salip

Surabaya
Honda Civic Berkecepatan Tinggi Tabrak Rumah di Kota Batu, Pengemudi Perempuan Tewas

Honda Civic Berkecepatan Tinggi Tabrak Rumah di Kota Batu, Pengemudi Perempuan Tewas

Surabaya
Pakar Unair Kritik RUU Penyiaran

Pakar Unair Kritik RUU Penyiaran

Surabaya
RSUD Bangil Beberkan Kronologi Pengangkatan Testis Pria di Pasuruan

RSUD Bangil Beberkan Kronologi Pengangkatan Testis Pria di Pasuruan

Surabaya
ASN Dinkes Tulungagung Ditangkap Saat Pesta Ekstasi di Tempat Karaoke Surabaya

ASN Dinkes Tulungagung Ditangkap Saat Pesta Ekstasi di Tempat Karaoke Surabaya

Surabaya
Kisah Nenek 100 Tahun Tukang Pijat Naik Haji, Menabung di Kresek Rp 20.000 Setiap Hari

Kisah Nenek 100 Tahun Tukang Pijat Naik Haji, Menabung di Kresek Rp 20.000 Setiap Hari

Surabaya
Polrestabes Surabaya Musnahkan 40 Kilogram Sabu dan 26.000 Pil Ekstasi Senilai Rp 66 Miliar

Polrestabes Surabaya Musnahkan 40 Kilogram Sabu dan 26.000 Pil Ekstasi Senilai Rp 66 Miliar

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com