Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Gandrung Asal Banyuwangi: Sejarah, Gerakan, dan Ciri Khas

Kompas.com - 26/02/2022, 12:34 WIB
William Ciputra

Editor

KOMPAS.com - Tari Gandrung adalah tarian tradisional khas Banyuwangi, Jawa Timur, yang sudah dipentaskan sejak ratusan tahun yang lalu.

Tari Gandrung berasal dari kebudayaan Suku Osing, dan menjadi wujud rasa syukur atas panen hasil pertanian.

Dalam pementasannya, Tari Gandrung dibawakan oleh penari laki-laki dan perempuan yang masing-masing memiliki nama.

Penari perempuan disebut dengan nama Penari Gandrung, sedangkan penari laki-laki disebut Pemaju atau Paju.

Meskipun pada awalnya, Gandrung ini ditarikan oleh seorang laki-laki yang bernama Masran.

Sejarah Tari Gandrung

Konon Tari Gandrung sudah dikenal sejak mulai dibabatnya Hutan Tirtagindo atau Tirta Arum untuk lokasi ibu kota Blambangan.

Hutan itu kemudian menjadi ibu kota Blambangan, menggantikan ibu kota sebelumnya, yaitu Ulu Pangpang.

Pemindahan ibu kota ini diprakarsai oleh Bupati pertama Banyuwangi yaitu Mas Alit yang dinobatkan pada tanggal 2 Februari 1774.

Dalam cerita tutur masyarakat Banyuwangi disebutkan bahwa penari Gandrung pertama adalah seorang laki-laki bernama Masran.

Masran biasa keliling ke desa-desa untuk menari bersama dengan pemain musik yang memainkan kendang dan terbang.

Masran dan timnya ini akan mendapatkan imbalan berupa beras dari masyarakat setelah pementasan.

Namun, beras dan hasil bumi itu tidak untuk dimakan Masran sendiri, melainkan untuk diberikan kepada masyarakat lain yang kesulitan.

Dalam perkembangannya, Gandrung kini dikenal dengan tarian yang dibawakan oleh penari perempuan.

Konon awal mula perubahan penari dari laki-laki ke perempuan ini berkaitan dengan kisah seorang gadis kecil bernama Semi.

Semi yang pada tahun 1895 masih berusia 10 tahun itu mengidap penyakit yang tidak bisa disembuhkan.

Pagelaran seni kolosal Banyuwangi, Gandrung Sewu.Dok. Pemkab Banyuwangi Pagelaran seni kolosal Banyuwangi, Gandrung Sewu.
Kemudian, ibunya yang bernama Mak Midhah pun bernazar jika Semi sembuh akan dijadikan Seblang atau penari.

Rupanya, beberapa saat kemudian Semi sembuh dari sakitnya. Mak Midhah lantas memenuhi nazarnya itu dan menjadikan Semi sebagai penari.

Semi ini kemudian menjadi pelopor penari Gandrung wanita. Jejaknya diikuti oleh adik-adiknya yang menggunakan nama Gandrug sebagai nama panggung.

Pada mulanya, Gandrung hanya boleh ditarikan oleh keturunan penari gandrung sebelumnya.

Namun sejak 1970-an, Tari Gandrung semakin diminati sehingga banyak gadis yang menarikannya.

Hingga saat ini, tarian tradisional ini semakin populer sehingga Banyuwangi turut dijuluki sebagai Bumi Gandrung.

Ciri Khas

Ciri khas Tari Gandrung dapat dilihat dari tata busana penari dan musik yang mengiringinya.

Busana penari Gandrung berbeda dengan busana tarian tradisional lain dari Jawa, namun memiliki sedikit kesamaan dengan Bali.

Busana tubuhnya berupa baju beludru berwarna hitam yang dihiasi dengan ornamen berwarna emas dan manik-manik.

Pada bagian leger ada ilat-ilatan yang menutup dada, lengan dihias dengan satu buah kelat bahu, dan pinggang menggunakan ikat.

Bagian kepala penari dihiasi dengan mahkota yang disebut omprok, dan terbuat dari kulit kerbau.

Sedangkan alat musik pengiting Tari Gandrung antara lain gong, kluncing, biola, kendhang dan kethuk.

Gerakan Tari Gandrung

Pementasan Tari GandrungIndonesiakaya.com Pementasan Tari Gandrung
Secara umum pementasan Tari Gandrung terbagi dalam tiga gerakan, yaitu jejer, maju, dan seblang subuh.

Jejer merupakan tahapan awal pembuka tarian. Para penari biasa menyanyikan beberapa lagu dan menari secara solo.

Setelah itu akan masuk dalam tahap maju, yaitu penari mulai memberikan selendang kepada para tamu.

Tamu yang diberi selendang untuk diajak menari biasanya tamu penting, berjumlah empat orang, dan membentuk bujur sangkar dengan para penari berada di tengah.

Para penari kemudian mendatangi para tamu dengan gerakan yang menggoda, dan menjadi esensi tarian ini yaitu menggambarkan hawa nafsu.

Pada tahap maju ini penari juga akan meminta penonton untuk memilih lagu yang akan dibawakan.

Tahap kedua ini akan berlangsung sepanjang malam hingga menjelang subuh.

Kemudian Tari Gandrung akan masuk pada tahap penutup yaitu Seblang Subuh.

Seblang Subuh dimulai dengan gerakan penari secara pelan dan penuh penghayatan, seraya menyanyikan lagu-lagu sedih.

Dalam Seblang subuh ini akan ada suasana mistis karena masih terhubung dengan ritual Seblang, yaitu ritual penyucian di masyarakat Osing atau Banyuwangi.

Sumber:
Kemdikbud.go.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anak Berkebutuhan Khusus di Ngawi Hamil Diduga Dicabuli 2 Teman Kakeknya

Anak Berkebutuhan Khusus di Ngawi Hamil Diduga Dicabuli 2 Teman Kakeknya

Surabaya
Keluarga Tak Tahu Keberadaan Pengasuh Ponpes yang Jadi Tersangka karena Nikahi Anak di Bawah Umur

Keluarga Tak Tahu Keberadaan Pengasuh Ponpes yang Jadi Tersangka karena Nikahi Anak di Bawah Umur

Surabaya
Menpan RB Akan Tindak Tegas ASN yang Terlibat Judi Online

Menpan RB Akan Tindak Tegas ASN yang Terlibat Judi Online

Surabaya
Polisi Tetapkan Oknum Pengurus Ponpes yang Nikahi Anak di Bawah Umur Tanpa Wali sebagai Tersangka

Polisi Tetapkan Oknum Pengurus Ponpes yang Nikahi Anak di Bawah Umur Tanpa Wali sebagai Tersangka

Surabaya
Detik-detik Mobil di Sumenep Diduga Dibakar OTK, Pemilik Rugi Rp 100 Juta

Detik-detik Mobil di Sumenep Diduga Dibakar OTK, Pemilik Rugi Rp 100 Juta

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 28 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 28 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Bapak dan Anak di Situbondo Meninggal Dunia Kecebur Sungai Sampean

Bapak dan Anak di Situbondo Meninggal Dunia Kecebur Sungai Sampean

Surabaya
Kronologi Ibu Kandung dan Ayah Tiri di Kediri Aniaya Balita hingga Tewas, Korban Dipukul dan Disundut Rokok

Kronologi Ibu Kandung dan Ayah Tiri di Kediri Aniaya Balita hingga Tewas, Korban Dipukul dan Disundut Rokok

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 28 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 28 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Soft Opening Wisata Kota Lama Surabaya, Diharapkan Pemecah Kepadatan Wisatawan di Tunjungan

Soft Opening Wisata Kota Lama Surabaya, Diharapkan Pemecah Kepadatan Wisatawan di Tunjungan

Surabaya
Pencuri Embat 2 Motor di Puskesmas Mojoagung, Aksi Pelaku Terekam CCTV

Pencuri Embat 2 Motor di Puskesmas Mojoagung, Aksi Pelaku Terekam CCTV

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 28 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 28 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Cerah

Surabaya
Alasan Smelter PTFI di Gresik Didirikan

Alasan Smelter PTFI di Gresik Didirikan

Surabaya
Puluhan Warga Desa Besuk Geruduk Kantor Pemkab Lumajang, Minta Hak Garap Tanah Dikembalikan

Puluhan Warga Desa Besuk Geruduk Kantor Pemkab Lumajang, Minta Hak Garap Tanah Dikembalikan

Surabaya
Polisi Kesulitan Ungkap Pelaku Tabrak Lari Lansia di Surabaya

Polisi Kesulitan Ungkap Pelaku Tabrak Lari Lansia di Surabaya

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com