Menurut sang paman, Dina lahir prematur.
"Sejak lahir sudah tidak normal kondisinya, lahirnya prematur dengan berat hanya 1,1 kilogram. Sehingga kondisinya sekarang seperti ini, tidak bisa jalan, setiap harinya hanya minum susu saja," kata Salehuddin.
Salehuddin mengatakan, Dina mengalami gizi buruk yang mengganggu pertumbuhan anak atau stunting.
Baca juga: Kisah Nur Lela, Ngontrak di Rumah Bupati Probolinggo yang Kini Disita KPK
Salehuddin menyebutkan, Dina memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Namun kerabatnya tidak tahu cara mengurus sehingga tidak dipakai. Perawatan Dina sejauh ini hanya dibawa ke bidan desa dan Puskesmas Besuk.
Sekretaris Desa (Sekdes) Sindetlami, Jamaluddin menjelaskan, Dina sudah masuk program bantuan bagi disabilitas dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
"Satu bulan Rp 300.000, tapi dicairkan tiga bulan sekali, jadi Rp 900.000. Untuk tahun 2022 ini, masih belum dapat karena belum genap tiga bulan, bantuan diserahkan secara tunai kepada yang bersangkutan," kata Jamaluddin.
Jamaluddin menambahkan, pihak Pemdes memantau kondisi Dina dengan menggandeng bidan desa yang memberikan pembinaan pola makan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.