Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Lansia yang Harus Hadir Saat Pembagian BPNT di Kota Kediri...

Kompas.com, 23 Februari 2022, 17:23 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com - Bantuan pangan non tunai (BPNT) Kementerian Sosial sudah mulai bergulir di Kota Kediri, Jawa Timur sejak 22-23 Februari 2022.

Total ada 11.268 keluarga penerima manfaat (KPM) dari tiga kecamatan, yakni Kecamatan Mojoroto, Kecamatan Pesantren, serta Kecamatan Kota.

Pada Rabu (23/2/2022) merupakan hari kedua penyaluran BNPT yang berlangsung di Kantor Pos, Jalan Mayjend Sungkono Kota Kediri.

Menurut jadwal, ada 2.980 orang KPM yang akan menerima bantuan sosial total sebesar Rp 600.000 untuk tiga bulan itu.

Di antara ribuan KPM itu, banyak pula penerima bansos yang sudah berusia lanjut. Mereka dengan kondisi yang cukup rentan itu terpaksa hadir di lokasi karena aturan.

Sumini, seorang nenek usia 80 tahun adalah salah satunya. Nenek asal Kelurahan Pocanan itu didampingi oleh Heri, anaknya.

Bahkan untuk berjalan saja, Sumini nampak kerepotan sehingga melaju setapak demi setapak. Itu pun harus dibantu Heri.

"Terpaksa saya ajak. Sebab katanya tidak boleh diwakilkan," ujar Heri ditemui di Kantor Pos, Rabu.

Astutik, seorang nenek usia 98 tahun asal Kelurahan Ngronggo, adalah contoh lainnya.

Kondisi Astutik masih lebih mending dari pada Sumini. Dia nampak lebih bugar dan energik.

Baca juga: Dilema Para Perajin Tahu Takwa Kediri di Tengah Tingginya Harga Kedelai...

Meski demikian, tetap saja Astutik membutuhkan bantuan orang lain. Saat itu, ia ditemani oleh Khotim, anak perempuannya.

Mutini, seorang nenek lainnya, bahkan tidak mengingat lagi usianya. Ia datang diantar oleh Khusnul Khotimah, anaknya.

"Tadi enggak boleh diwakilkan, makanya saya antar," ujar Khusnul yang datang dengan naik becak ini.

Lansia penerima BPNT di kantor Pos Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (23/2/2022).KOMPAS.com/M.AGUS FAUZUL HAKIM Lansia penerima BPNT di kantor Pos Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (23/2/2022).
Petugas Sigap

Pada penyaluran itu, sejak gerbang masuk, sudah ada petugas yang menanyakan asal kelurahan untuk kemudian diarahkan antre ke ruang tunggu.

Dari ruang tunggu kemudian diarahkan kembali menuju titik meja layanan pencairan. Di meja pelayanan, mereka diminta menunjukkan syarat administrasi seperti kartu identitas maupun kartu keluarga.

Proses itu diakhiri dengan penyerahan uang dan pengambilan foto diri lengkap dengan KTP dan uang yang diterima.

Meski proses pelayanan itu cukup cepat, bagi KPM usia lanjut tentu dirasa berat. Sebab, kedatangan mereka ke lokasi itu merupakan perjuangan tersendiri.

Namun petugas di lokasi cukup sigap. Petugas kantor pos, petugas TRC maupun para polwan yang berjaga di bagian depan, langsung menyambut para lansia.

Mereka mengantarkan para lansia ke ruang tunggu dan tak perlu mengikuti antrean.

Sembari memberi kursi duduk, para polwan itu meminta pendamping para lansia melapor ke meja layanan.

Halaman:


Terkini Lainnya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau