SURABAYA, KOMPAS.com - Sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menghuni rusun milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, berangsur-angsur mulai angkat kaki meninggalkan rusunawa.
Hal itu dilakukan menyusul permintaan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang meminta para ASN keluar dari rusun.
Sebab, rusun tersebut hanya diperuntukkan bagi warga kategori Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Baca juga: Prakiraan Cuaca di Surabaya Hari Ini, 18 Februari 2022
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Kota Surabaya Irvan Wahyudradjad mengatakan, berdasarkan hasil verifikasi kepada penghuni rusun, ada sebanyak 88 orang ASN yang menghuni rusun.
Terdiri dari 63 ASN aktif dan 25 ASN pensiunan. Angka ini merupakan jumlah total penghuni dari 20 rusun milik Pemkot Surabaya.
"Jadi, untuk penghuni rusun yang profesinya ASN sudah fix datanya segitu. Tapi kalau untuk penghuni yang non-ASN, datanya masih running dan terus update," kata Irvan saat dikonfirmasi, Jumat (18/2/2022).
Baca juga: Pencuri Motornya Terekam CCTV, Penghuni Kos di Surabaya Ini Berharap Pelaku Ditangkap
Menurut Irvan, dari 88 orang ASN yang menghuni rusun itu, sudah banyak dari mereka yang dengan sukarela mengembalikan kunci rusun.
Bahkan, mereka juga sudah menuliskan surat pernyataan pengembalian kunci hunian.
Baca juga: Ubah Rute, Bandara Ngloram Blora Layani Rute Cepu - Surabaya