Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes Tambang Pasir di Aliran Lahar Semeru, Warga Datangi Kantor Bupati Lumajang

Kompas.com - 17/02/2022, 16:08 WIB
Miftahul Huda,
Andi Hartik

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Puluhan warga yang tergabung dalam Paguyuban Peduli Erupsi Semeru (PPES) mendatangi Kantor Bupati Lumajang, Jawa Timur, Kamis (17/2/2022). Mereka menunggu Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, menemuinya.

Puluhan warga itu datang untuk memenuhi surat tertanggal 9 Februari 2022 yang dikirim oleh bupati. Surat itu berisi undangan audiensi pada hari, Kamis, di Gedung Mahameru yang ada di kompleks Kantor Pemkab Lumajang pada pukul 10.00 WIB.

Sesuai dengan ketentuan dalam undangan, audiensi hanya boleh diikuti oleh 20 sampai 25 peserta.

Namun, Bupati Thoriq tak kunjung menemuinya. Puluhan warga itu sempat diminta masuk ke dalam Kantor Bupati, namun karena bukan Bupati Thoriq yang menemui, mereka menolak.

Baca juga: 6 Jenazah Korban Erupsi Semeru Sudah Sebulan Belum Teridentifikasi, Ini Penjelasan RSUD Haryoto Lumajang

Tuntut penutupan tambang pasir

Kedatangan warga ke Kantor Bupati itu untuk mengadukan CV Duta Pasir Semeru, tempat usaha yang menambang pasir di aliran lahar Gunung Semeru. Mereka meminta bupati untuk menutup usaha tersebut. 

Mereka menganggap, aktivitas penambangan pasir oleh badan usaha itu menyebabkan kerusakan lingkungan di daerah aliran lahar Gunung Semeru.

Baca juga: Siswa di Lumajang Seberangi Endapan Lahar Semeru untuk Berangkat ke Sekolah

Tidak hanya itu, warga juga meminta pertanggungjawaban bupati karena dianggap melakukan pembiaran terhadap aktivitas pertambangan yang menyebabkan dua dusun di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, terpendam aliran awan panas saat Gunung Semeru erupsi pada awal Desember 2021.

"Kalau Curah Kobokan kena pasirnya (terdampak erupsi) karena hujan abu. Kalau di dusun kami, karena aliran lahar yang meluap gara-gara ada tanggul. Itu yang kami sebut dengan human error," kata Ketua Paguyuban Peduli Erupsi Semeru, Nur Kholik, di depan ruang lobi Kantor Pemkab Lumajang, Kamis.

Kondisi pemukiman warga yang banjir dan terendam pasir di Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (9/12/2021). Puluhan rumah di dusun tersebut terendam luapan air sungai bercampur material lahar dingin erupsi Gunung Semeru akibat diguyur hujan deras pada Selasa (7/12) dan Rabu (8/12) malam.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Kondisi pemukiman warga yang banjir dan terendam pasir di Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (9/12/2021). Puluhan rumah di dusun tersebut terendam luapan air sungai bercampur material lahar dingin erupsi Gunung Semeru akibat diguyur hujan deras pada Selasa (7/12) dan Rabu (8/12) malam.
Kholik menjelaskan, aliran awan panas Gunung Semeru meluap ke permukiman warga karena ada tanggul yang dibangun untuk aktivitas penambangan pasir. Menurutnya, pembangunan tanggul tersebut yang menyebabkan permukiman warga di Dusun Kamar Kajang dan Kampung Renteng terkena aliran awan panas dan menyebabkan sejumlah korban meninggal dunia.

Selain itu, tanggul tersebut diduga menjadi penyebab ratusan rumah warga di dua dusun tersebut terkubur material pasir.

Baca juga: Hujan Abu Vulkanik Tipis Terjadi Usai Gunung Semeru Kembali Luncurkan Awan Panas Guguran

Penuhi aturan audiensi

Kholik mengatakan, pihaknya telah mengikuti ketentuan yang telah diatur protokoler bupati. Mulai dari datang 30 menit sebelum jam yang ditentukan sampai pembatasan peserta audiensi.

"Semua aturan sudah kita ikuti, tapi sampai sekarang belum ditemui bupati," kata Kholik.

Kholik mengatakan, pihaknya sempat dipersilakan masuk oleh pejabat Pemkab Lumajang. Mereka memilih keluar lagi ketika mengetahui yang menemui bukan Bupati Thoriq.

"Tadi sempat disuruh masuk. Tapi yang menemui bukan bupati. Jadi kami keluar," tambahnya.

Kholik dan rombongannya menegaskan komitmennya untuk tetap bertahan di Kantor Bupati Lumajang sampai ditemui oleh Bupati Lumajang Thoriqul Haq.

"Kami akan tetap di sini, karena undangannya jam 10.00 WIB sampai selesai. Kami anggap selesainya setelah kita bertemu bupati," tegasnya.

Baca juga: Banjir Lahar Dingin Semeru, Jembatan Antardesa di Lumajang Putus

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Lumajang, Teguh Widjayono, mengatakan bahwa Bupati Lumajang sedang ada kegiatan di tempat hunian sementara. Namun begitu, pihaknya sudah menerima warga yang datang sesuai perintah dari bupati dan meminta warga untuk menyampaikan aspirasinya.

"Sudah saya temui dan sampaikan kegiatan bupati kepada warga. Namun mereka tetap ingin menunggu ditemui Bupati," kata Teguh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com