KOMPAS.com - Sejumlah siswa di Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Lumajang, Jawa Timur, harus melewati endapan material vulkanik Gunung Semeru untuk berangkat ke sekolah.
Sebab, jembatan di atas Sungai Regoyo yang menjadi akses utama di daerah itu putus akibat banjir lahar dan belum diperbaiki.
"Ada banyak batu-batu tapi senang bisa sekolah lagi," kata Rama, salah satu siswa pada Selasa (25/1/2022) seperti dikutip dari TribunJatim, Rabu (26/1/2022).
Baca juga: Sapi Senilai Rp 27 Juta Milik Warga Probolinggo yang Dicuri Ditemukan di Lumajang
Rama bersama tema-temannya sedang menuju ke SDN Jugosari III, tempatnya bersekolah. Dia nekat melintasi endapan lumpur itu karena tidak ada akses lain.
Meski endapan lumpur itu sudah mengeras, mereka harus tetap hati-hati. Banyak batu melintang di aliran sungai yang dipenuhi lumpur itu.
Namun, mereka tetap bahagia. Sebab, mereka hampir satu bulan tidak sekolah sejak akses teputus.
Koordinator lapangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Nur Afandi belum memastikan kapan jembatan limpas itu akan kembali dibangun.
Namun, pihaknya sudah mengkaji biaya penanganan jembatan tersebut. Rencananya, jembatan akan dibuat lebih kokoh supaya tahan dari hantaman banjir lahar.
"Kami tidak bisa memastikan sebulan atau dua bulan ke depan. Yang jelas semua kerusakan akibat erupsi jadi prioritas," ujarnya.
Baca juga: Bupati Lumajang Ingin Bertemu Pria Penendang Sesajen di Gunung Semeru
Sementara itu, petugas dari BBWS Brantas sudah membuat pengalihan arus sungai dengan membuat tanggul dari material pasir dan batu. Tanggul itu sebagai penanganan darurat terhadap akses jembatan yang putus.
Panjang tanggul kurang lebih berukuran 30 meter, berada di sebelah bangunan jembatan yang putus.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.