Penulis
Setelah tidak bekerja, DD memutuskan untuk pergi ke Afrika Selatan untuk ikut dalam Perang Boer II melawan Inggris.
Perang Boer adalah perang antara Kekaisaran Britania melawan penduduk Boer, bangsa keturunan Belanda di dua negara merdeka, Republik Transvaal dan Negara Bebas Oranje.
Namun, DD ditangkap dan sempat di penjara. Berikutnya dia dipulangkan ke Hindia Belanda.
Sejak saat itu, dia semakin terbuka terhadap perlakuan dan penindasan kolonial Hindia Belanda terhadap pribumi.
DD sering berkumpul dengan tokoh-tokoh pergerakan, karena rumahnya di Batavia dekat dengan STOVIA.
Saat Boedi Oetomo didirikan, DD juga menjadi salah satu berperan di dalamnya.
Namun, haluan pergerakan Boedi Oetomo terbatas hanya kepada kebudayaan Jawa, sehingga DD kurang mendapat ruang.
Terkait haluan pergerakan Boedi Oetomo ini juga sempat dikritik oleh Cipto Mangunkusumo, dan menjadi sebab dokter itu keluar dari organisasi tersebut.
Berikutnya, DD, Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat mendirikan Indische Partij pada tahun 1912.
Ini merupakan partai politik nasionalis pertama yang menyuarakan kemerdekaan dan pembebasan wilayah Hindia (Indonesia) dari belenggu Belanda.
Indische Partij sangat populer, sehingga dalam waktu kurang dari satu tahun sudah memiliki anggota lebih dari 5000 orang.
Namun pada tahun 1913, Indische Partij dibubarkan oleh pemerintah Hindia Belanda.
DD dan Cipto Mangunkusumo yang mengkritik pemenjaraan Suwardi Suryaningrat atau Ki Hajar Dewantara pun turut kena imbas.
Tokoh Tiga Serangkai itu lantas dibuang ke Belanda.
Baca juga: Ksatrian Instituut: Awal Mula dan Perkembangannya
Sepulang dari pembuangan, DD terus melanjutkan perjuangan. Kali ini perjuangannya melalui sektor pendidikan dengan mendirikan Ksatrian Instituut.