Seorang pendidik, kata dia, harus seperti orangtua yang selalu sabar. Peristiwa ini, kata dia, menjadi pelajaran bagi semua guru.
Agnes berpesan, guru harus terus menjamin rasa aman dan nyaman siswa di sekolah. Apalagi, para siswa sudah dua tahun tak mengikuti sekolah tatap muka akibat pandemi.
"Kita harus banyak mengambil pelajaran dari kejadian ini, supaya pendidikan di Surabaya bisa lebih baik," ujarnya.
Agnes menambahkan, anak-anak yang dididik hari ini adalah harapan dan masa depan pemimpin-pemimpin bangsa.
Suatu saat nanti, mereka akan menjadi pemimpin di bidang mereka masing-masing. Makanya. ia mengajak seluruh guru di Kota Surabaya mendidik anak-anak dengan tulus dan ikhlas.
Baca juga: Petugas Satpol PP Surabaya Dituding Arogan Saat Tertibkan PKL, Ini Tanggapan Kasatpol PP
"Kalau anak-anak ini sukses, kita juga yang turut bangga karena sudah menjadi guru yang berhasil mendidik anak-anak kita," tutur dia.
Sebelumnya diberitakan, sebuah video yang memperlihatkan seorang siswa di salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Surabaya dipukul oleh gurunya viral di media sosial, Sabtu (29/1/2022).
Video berdurasi tiga detik yang tersebar di WhatsApp merekam dua orang siswa sedang berdiri di muka kelas.
Tiba-tiba, seorang guru berdiri dari tempat duduknya dan langsung memukul siswa sambil mengumpat. Dalam potongan video tersebut, kepala sang anak dibenturkan ke papan tulis di belakangnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.