Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mugi, Warga Kampung Miliarder di Tuban, Menyesal Usai Jual Lahan Pertanian 2,4 Hektar, Kini Tak Punya Pekerjaan

Kompas.com - 25/01/2022, 16:10 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Mugi (59) merupakan salah satu warga kampung miliarder di Tuban, Jawa Timur.

Kurang lebih setahun lalu, warga di sejumlah kampung di Tuban mendadak kaya raya lantaran tanahnya dibeli oleh PT Pertamina untuk dijadikan kilang minyak.

Mugi turut menjual lahannya.

Perempuan tersebut menjual 2,4 hektar lahan pertaniannya. Sebagai ganti rugi, dia menerima uang lebih dari Rp 2,5 miliar.

Uang itu kemudian digunakannya untuk kebutuhan sehari-hari dan sisanya ditabung.

Baca juga: Dulu Kaya Raya, Kini Warga Kampung Miliarder di Tuban Mengaku Menyesal Jual Tanahnya

Kini, sekitar setahun usai tanahnya dibeli, Mugi justru menyesali keputusannya gara-gara saat ini tak punya pekerjaan.

"Ya nyesel, dulu lahan saya ditanami jagung dan cabai setiap kali panen bisa menghasilkan Rp 40 juta, tapi sejak tak jual, saya tidak ada penghasilan," ujarnya, Senin (24/1/2022).

Ia menceritakan, sebetulnya dirinya tidak ingin menjual lahan pertaniannya. Namun, ketika berada di kebun, Mugi seringkali didatangi perwakilan dari Pertamina.

"Setiap saya di kebun, saya didatangi dan dirayu-rayu, Mas, mau diberikan pekerjaan anak-anak saya pokoknya dijanjikan enak-enak, tapi sekarang mana enggak ada," ucapnya.

Baca juga: Tak Dipekerjakan, Warga Sekitar Proyek Pembangunan Kilang Minyak di Tuban Berunjuk Rasa

 

Gelar unjuk rasa tuntut pekerjaan

ilustrasi massaGetty Images/iStockphoto/champc ilustrasi massa

Pada Senin itu, Mugi dan sejumlah warga dari enam desa di Kecamatan Jenu, yaitu Wadung, Mentoso, Rawasan, Sumurgeneng, Beji, dan Kaliuntu menggelar unjuk rasa di depan kantor PT Pertamina Grass Root Refinery (GRR), Tuban.

Tujuan demonstrasi ini adalah untuk menagih janji PT Pertamina GRR Tuban sebagaimana yang diucapkan saat proses pembebasan lahan.

Janji tersebut yakni akan memprioritaskan warga lokal sebagai pekerja.

Baca juga: Pengakuan Warga Kampung Miliarder di Tuban Usai Jual Tanahnya ke Pertamina: Menyesal, Tidak Ada Penghasilan

Menurut koordinator warga, Suwarno, pihak perusahaan ternyata mensyaratkan pekerja dari masyarakat setempat harus berusia di bawah 50 tahun.

"Ada pembatasan persyaratan usia yang dilakukan pihak perusahaan, di atas 50 tahun tidak diperbolehkan," ungkapnya, Senin.

Padahal, tutur Suwarno, kala itu perusahaan tidak menyampaikan adanya persyaratan yang mempersulit warga.

"Ini gimana pekerja kasar saja tidak diperbolehkan. Tapi, kenyataannya ada pekerja dari luar ring 1 yang usianya di atas batas umur yang ada," terangnya.

Baca juga: Warga Kampung Miliarder Tuban, Dulu Borong 176 Mobil dan Dapat Uang Miliaran Rupiah, Kini Menyesal lalu Demo Pertamina

Lima tuntutan

Dalam unjuk rasa itu, warga menyampaikan lima tuntutan terhadap PT Pertamina GRR Tuban. Berikut tuntutan warga, dilansir dari Tribun Jatim:

Pertama, memprioritaskan warga terdampak terkait rekruitmen tenaga security atau keamanan.

Kedua, seluruh vendor yang ada di PT Pertamina di dalam rekruitmen tenaga kerja harus berkoordinasi dengan desa.

Baca juga: Kisah Abdul Halim Pakai Resep Gila Ubah Desa Miskin Bekas Galian Tambang Batu Kapur Jadi Kampung Miliarder

Ketiga, sesuai dengan janji dan tujuan pembangunan, PT Pertamina harus memberi kesempatan dan edukasi terhadap warga terdampak.

Keempat, jika PT Pertamina bisa mempekerjakan pensiunan yang notabenenya telah lanjut usia, mengapa warga terdampak yang harusnya diberdayakan malah dipersulit untuk bekerja dengan dalih pembatasan usia.

Kelima, keluarkan vendor maupun oknum di lingkup proyek PT Pertamina yang tidak pro terhadap warga terdampak.

"Aksi ini adalah buntut dari ketidak terbukaan pertamina terhadap desa di ring perusahaan, kita mendesak tuntutan direalisasikan," tandasnya.

Baca juga: Ini Cara Warga Kampung Miliarder Sleman Habiskan Uang Miliaran Rupiah Hasil Ganti Rugi Tol Yogya-Bawen

 

Tanggapan perusahaan

Ilustrasi kilang minyak terbesar di dunia.DOK. Shutterstock Ilustrasi kilang minyak terbesar di dunia.

Perwakilan PT Pertamina GRR, Solikhin, yang menemui warga, mengatakan bakal menyampaikan tuntutan itu ke pihak manajemen di pusat.

Ia mengaku tidak berhak memberikan keterangan kepada publik mengenai permasalahan tersebut.

Baca juga: Cerita Warga Kampung Miliarder Sleman, Dulu Pontang-panting Cari Biaya Kuliah Anak, Kini Bisa Beli 3 Mobil

“Ya, nanti pihak coorporate yang akan menjawab semuanya melalui lembaran press release," jelasnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Tuban, Hamim | Editor: Pythag Kurniati)

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Nasib Kampung Miliarder Tuban yang Dulu Viral, Kini Warga Jual Sapi untuk Makan seusai Lahan Dijual

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ART di Kota Malang Nekat Curi BPKB Sepeda Motor Majikannya untuk Dijadikan Jaminan Koperasi

ART di Kota Malang Nekat Curi BPKB Sepeda Motor Majikannya untuk Dijadikan Jaminan Koperasi

Surabaya
Bapak dan Anak Warga Gresik Tercebur di Sungai, hingga Kini Belum Ditemukan

Bapak dan Anak Warga Gresik Tercebur di Sungai, hingga Kini Belum Ditemukan

Surabaya
Gunung Semeru Alami Erupsi 2 Kali pada Jumat Pagi, Status Siaga

Gunung Semeru Alami Erupsi 2 Kali pada Jumat Pagi, Status Siaga

Surabaya
Berkas Diserahkan ke JPU, Kasus Korupsi Rp 9,1 Miliar di Anak Perusahaan PT Inka Segera Disidangkan

Berkas Diserahkan ke JPU, Kasus Korupsi Rp 9,1 Miliar di Anak Perusahaan PT Inka Segera Disidangkan

Surabaya
2 Warga Meninggal Dunia akibat Banjir Lahar Semeru

2 Warga Meninggal Dunia akibat Banjir Lahar Semeru

Surabaya
Psikolog Akan Dampingi Anak Komedian Isa Bajaj yang Diduga Alami Kekerasan

Psikolog Akan Dampingi Anak Komedian Isa Bajaj yang Diduga Alami Kekerasan

Surabaya
Jalur Banyuwangi-Jember Tertutup Banjir Lumpur, Buka Tutup Diberlakukan

Jalur Banyuwangi-Jember Tertutup Banjir Lumpur, Buka Tutup Diberlakukan

Surabaya
Kesaksian Anshori Saat Banjir Lahar Semeru Menerjang: Ada Suara Gemuruh

Kesaksian Anshori Saat Banjir Lahar Semeru Menerjang: Ada Suara Gemuruh

Surabaya
Gus Ipul Sebut Sudah Saatnya Ada Regenerasi di PKB

Gus Ipul Sebut Sudah Saatnya Ada Regenerasi di PKB

Surabaya
Isa Bajaj Laporkan Dugaan Kekerasan yang Menimpa Anaknya ke Polisi

Isa Bajaj Laporkan Dugaan Kekerasan yang Menimpa Anaknya ke Polisi

Surabaya
Update Banjir Lahar Semeru, 32 KK Mengungsi, 3 Jembatan Rusak

Update Banjir Lahar Semeru, 32 KK Mengungsi, 3 Jembatan Rusak

Surabaya
Anak Isa Bajaj Diduga Jadi Korban Tindak Kekerasan di Alun-alun Magetan

Anak Isa Bajaj Diduga Jadi Korban Tindak Kekerasan di Alun-alun Magetan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Simpan dan Racik Bahan Peledak untuk Petasan, 6 Orang di Sidoarjo Ditangkap

Simpan dan Racik Bahan Peledak untuk Petasan, 6 Orang di Sidoarjo Ditangkap

Surabaya
Kendaraan Roda 2 Dominasi Arus Balik ke Bali, Capai 8.125 Unit

Kendaraan Roda 2 Dominasi Arus Balik ke Bali, Capai 8.125 Unit

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com