"Sebab kita juga butuh dengan tetangga untuk saling berinteraksi dan saling guyup. Terutama dalam hal ekonomi atau ketika ada orang meninggal dunia. Saya dengan warga di kampung ini sudah seperti saudara," sambungnya.
Dengan adanya pemagaran tembok itu, warga perumahan Green Village yang ingin berkunjung ke salah satu rumah di kampung sebelahnya terpaksa harus melewati pagar tembok menggunakan tangga.
"Kalau tidak, jika ingin menuju ke jalan utama ya harus memutar arah lebih jauh lagi. Padahal, sebelumnya bisa ditempuh melalui akses jalan di perkampungan sebelah ini. Begitupun anak kecil-kecil kalau pulang ngaji, juga harus mutar jauh," jelasnya.
Baca juga: Akses Rumah Warga di Malang Tertutup Tembok Perumahan, Kapolsek: Besok Dibongkar
Warga lainnya, Basuki juga berharap pengembang perumahan memberikan akses alternatif bagi warga.
Tembok tinggi itu, kata dia, akan membuat sekat hubungan sosial warga yang sudah terjalin selama bertahun-tahun.
"Saya tinggal di sini sejak tahun 1997, dan hubungan kami selalu harmonis layaknya saudara. Harapannya ada jalan, setidaknya untuk keranda mayat. Karena biasanya kita kerja bakti dan saling bantu kalau ada kematian," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.