Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Ancam Jerat Pengunggah Video Hoaks Status Gunung Kelud dengan UU ITE

Kompas.com, 17 Januari 2022, 18:01 WIB
Asip Agus Hasani,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com - Kepala Polres Blitar Kota AKBP Argowiyono menyatakan kemungkinan menjerat pengunggah berita hoaks terkait kenaikan status kewaspadaan Gunung Kelud dari normal aktif menjadi Siaga 1 dengan UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Argowiyono mengatakan, pihaknya sedang mendalami unggahan informasi dalam format video yang ada di kanal Suara Rakyat di platform YouTube dengan judul "Waspada Gunung Kelud Siaga 1" itu.

"Kalau sifatnya meresahkan akan kita tindaklanjuti dengan Undang-undang ITE," ujar Argo, Senin (17/1/2022).

"Nanti akan kita lihat seberapa jauh. Kalau memang meresahkan, pihak kepolisian akan mengambil tindakan," tambahnya.

Baca juga: Beredar Hoaks Status Gunung Kelud Naik Jadi Waspada, Polisi Turun Tangan

Dihubungi terpisah, Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Blitar Kota AKP Momon Suwito Pratomo membenarkan pihaknya sedang menyelidiki dugaan penyebaran berita bohong terkait status Gunung Kelud.

"Sedang kita selidiki, sedang kita cermati. Akan segera kami sampaikan langkah apa yang akan kita ambil," kata Momon kepada Kompas.com. 

Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Blitar Toto Robandriyo menegaskan bahwa Didik Hariyadi yang dirujuk sebagai narasumber unggahan video tersebut sudah tidak menjabat Kepala Bakesbangpol sejak 2017.

Sementara pada video tersebut, kata Toto, Didik disebut sebagai pejabat yang menyatakan adanya kenaikan aktivitas vulkanik Gunung Kelud yang terjadi sejak awal Januari 2022.

"Pejabat yang dirujuk sebagai narasumber itu pejabat yang sudah pensiun, keluar dari Bakesbangpol sudah lama," tegas Toto.

Baca juga: Pencuri Pakaian Dalam Istrinya Terekam Video Warga, Pria di Blitar Lapor ke Polisi

Toto juga menyatakan isi dari informasi yang disampaikan dalam unggahan video tersebut juga tidak benar karena status Gunung Kelud sudah sejak lama berada pada status normal aktif.

"Perlu kami tegaskan kondisi Gunung Kelud aman, tidak ada yang perlu dikhawatirkan untuk saat ini," ujarnya.

Toto mengatakan pihaknya sedang mendiskusikan dengan bagian hukum Pemerintah Kota Blitar terkait kemungkinan mengambil langkah hukum terhadap penanggung jawab kanal Suara Rakyat yang telah mencatut nama mantan pejabat dan institusi Pemerintah Kota Blitar.

Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Santoso memastikan pihak Bakesbangpol tidak pernah memberikan informasi yang tidak benar terkait kondisi Gunung Kelud.

"Malah tadi Bakesbangpol justru bertanya, berita hoaks begini sumbernya dari mana," tutur Santoso.

Merespon berita hoaks tersebut, Santoso mengaku telah meminta Dinas Komunikasi dan Informasi untuk membuat pemberitaan klarifikasi guna membantah berita bohong terkait status Gunung Kelud.

Baca juga: Kasus Panggung Ambruk di Kediri, Polisi Masih Kumpulkan Keterangan Ahli

Halaman:


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau