Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tembang Macapat: Pengertian, Sejarah, Jenis, dan Makna

Kompas.com - 16/01/2022, 15:49 WIB
William Ciputra

Penulis

8. Durma

Berikutnya adalah durma. Tembang ini berasal dari kalimat munduring tata krama, atau berkurangnya tata krama.

Tembang durma berisi tentang keburukan sifat manusia, seperti amarah, berontak, sombong, angkuh, suka mengumbar hawa nafsu, dan sebagainya.

Tembang macapat durma terdiri atas 7 baris dengan susunan I-12-a; II-7-i; III-6-a; IV-7-a; V-8-i; VI-5-a; VII-7-i.

9. Pangkur

Jenis macapat selanjutnya adalah pangkur. Kata ini berasal dari mungkur, yang artinya undur diri.

Tembang pangkur menggambarkan kondisi manusia yang semakin menua, dan mengalami kemunduran fisik.

Sebagaimana fungsinya, tembang pangkur biasanya berisi tentang nasihat kehidupan untuk menjauhi hawa nafsu dan angkara murka.

Tembang pangkur memiliki susunan I-8-a; II-11-i; III-8-u; IV-7-a; V-12-u; VI-8-a; VII-8-i.

Baca juga: Kesusastraan Jawa: Jenis dan Contohnya

10. Megatruh

Jenis tembang macapat yang kesepuluh adalah megatruh, yang berasal dari dua kata, yaitu megat dan ruh.

Megat berarti pisah, sedangkan ruh berarti nyawa. Sehingga megatruh menggambarkan kondisi ketika manusia meninggal dunia.

Umumnya tembang megatruh berisi nasihat agar manusia mempersiapkan diri dengan bekal untuk hidup di alam baka.

Tembang megatruh terdiri atas lima baris dengan susunan I-12-u; II-8-i; III-8-u; IV-8-i; V-8-o.

11. Pucung

Tembang macapat terakhir adalah pucung. Tembang ini berisi tentang tahap terakhir kehidupan manusia, yaitu saat dikafani dan dikuburkan.

Pucung atau pocong dimaknai sebagai orang meninggal yang sudah berada di alam kubur.

Tembang pucung umumnya menggambarkan hal lucu yang berisi tebak-tebakan untuk menghibur hati.

Meski demikian, makna yang terkandung dalam tembang pucung sangat dalam dan bijak untuk menyelaraskan kehidupan manusia, alam, lingkungan, dan Tuhan.

Tembang pucung terdiri atas 4 baris dengan susunan I-12-u; II-6-a; III-8-i; IV-12-a.

Sumber:

Buku Macapat: Tembang Jawa Indah dan Kaya Makna, Zahra Haidar (2018).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com