Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tembang Macapat: Pengertian, Sejarah, Jenis, dan Makna

Kompas.com - 16/01/2022, 15:49 WIB
William Ciputra

Penulis

Tembang mijil umumnya mengandung kisah welas asih, pengharapan, prihatin, dan cinta.

Wijil juga sering dijadikan media untuk menasihati dan memberikan pengajaran luhur kepada manusia.

Susunan tembang mijil berupa I-10-i, II-6-a, III-10-e, IV-10-i, V-6-i, dan VI-6-u.

3. Sinom

Sinom merupakan jenis tembang Macapat ketiga, yang menggambarkan masa muda. Sinom berarti isih enom, atau masih muda.

Tembang sinom umumnya berisi tentang keindahan masa muda. Selain juga berisi nasihat terkait pentingnya menggunakan masa muda dengan sebaik-baiknya.

4. Kinanti

Berikutnya adalah kinanti atau dalam ejaan Jawa ditulis Kinanthi, yang berarti tuntun atau bimbingan.

Tembang kinanti ini berisi tentang kehidupan seorang anak yang membutuhkan tuntunan dalam menjalani kehidupan.

Susunan tembang kinanti umumnya I-8-u; II-8-i; III8-a; IV-8-i; V-8-a; VI-8-i.

5. Asmarandana

Tembang Macapat jenis kelima adalah Asmarandana. Kata asmarandana terdiri dari dua kata, yaitu asmara yang artinya cinta dan dahana yang berarti api.

Sehingga secara harfiah asmarandana bermakna api asmara.

Tembang asmarandana ini menggambarkan perjalanan hidup manusia yang sudah mengenal cinta, bahkan dimabuk asmara karenanya.

Tembang asmaradana memiliki susunan I-8-i; II-8-a; III-8-e; IV-8-a; V-8-a; VI-8-u; VII-8-a.

Baca juga: Lestarikan Budaya, Ratusan Warga Lantunkan Macapat Selama 72 Jam

6. Gambuh

Setelah dimabuk asmara, manusia akan melangkah pada jenjang kehidupan berikutnya yaitu berjodoh.

Gambuh sendiri memiliki arti cocok atau berjodoh. Dari kecocokan ini sepasang manusia akan mulai biduk rumah tanggal dalam sebuah pernikahan.

Seperti namanya, tembang gambuh menggambarkan keselarasan dan kebijaksanaan.

Tembang gambuh memiliki susunan I-7-u; II-10-u; II-12-i; III-8-u; IV-8-o.

7. Dhandhanggula

Tembang Macapat berikutnya bernama dhandhanggula. Dalam bahasa Jawa dhandhang berarti harapan, sementara gula berarti manis.

Sehingga tembang dhandhanggula bermakna berhara sesuatu yang indah, sebagai buah dari pernikahan.

Tembang dhandhanggula menjadi tembang macapat yang paling banyak barisnya yaitu 10 gatra.

Tembang dhandhanggula memiliki susunan I-10-i; II-10-a; III-8-e; IV-7-u; V-9-i; VI-8-a; VII-6-u; VIII-8-a; IX12-i; X-7-a.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Pailit, Nasib 395 Buruh di Kabupaten Madiun Terkatung-katung karena Tunggakan Gaji Tak Kunjung Dibayar

Pabrik Sepatu Pailit, Nasib 395 Buruh di Kabupaten Madiun Terkatung-katung karena Tunggakan Gaji Tak Kunjung Dibayar

Surabaya
Motif Suami di Malang Aniaya Istri yang Hamil, Tak Terima Korban Bertemu Teman Masa Sekolah

Motif Suami di Malang Aniaya Istri yang Hamil, Tak Terima Korban Bertemu Teman Masa Sekolah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
2 Personel Kepolisian di Lamongan Diberhentikan dengan Tidak Hormat

2 Personel Kepolisian di Lamongan Diberhentikan dengan Tidak Hormat

Surabaya
Kisah Perjuangan Seorang Petani di Banyuwangi Kenalkan Metode Hitung Cepat untuk Pendidikan Anak-anak Desa

Kisah Perjuangan Seorang Petani di Banyuwangi Kenalkan Metode Hitung Cepat untuk Pendidikan Anak-anak Desa

Surabaya
Polisi Identifikasi Kelompok Anarko Saat Aksi May Day di Surabaya

Polisi Identifikasi Kelompok Anarko Saat Aksi May Day di Surabaya

Surabaya
Soal Dugaan ODGJ 'Dijual' di Jember, Camat: Tidak seperti Itu

Soal Dugaan ODGJ "Dijual" di Jember, Camat: Tidak seperti Itu

Surabaya
Mari Bantu Nenek Hotipah dan Putriya yang Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot, Tidur Beralaskan Tikar

Mari Bantu Nenek Hotipah dan Putriya yang Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot, Tidur Beralaskan Tikar

Surabaya
Golkar Siapkan Menantu Soekarwo untuk Pilkada Surabaya

Golkar Siapkan Menantu Soekarwo untuk Pilkada Surabaya

Surabaya
Sopir Mengantuk, Mobil Rombongan Keluarga dari Blora Terperosok ke Saluran Irigasi di Magetan

Sopir Mengantuk, Mobil Rombongan Keluarga dari Blora Terperosok ke Saluran Irigasi di Magetan

Surabaya
Suami di Kota Malang Aniaya Istri yang Mengandung 4 Bulan

Suami di Kota Malang Aniaya Istri yang Mengandung 4 Bulan

Surabaya
BMKG Sebut Wilayah Jatim Panas Bukan karena Fenomena 'Heat Wave'

BMKG Sebut Wilayah Jatim Panas Bukan karena Fenomena "Heat Wave"

Surabaya
Kisah Ilun, Cari Rongsokan Sepulang Sekolah untuk Bantu Orangtua

Kisah Ilun, Cari Rongsokan Sepulang Sekolah untuk Bantu Orangtua

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com