Tembang mijil umumnya mengandung kisah welas asih, pengharapan, prihatin, dan cinta.
Wijil juga sering dijadikan media untuk menasihati dan memberikan pengajaran luhur kepada manusia.
Susunan tembang mijil berupa I-10-i, II-6-a, III-10-e, IV-10-i, V-6-i, dan VI-6-u.
3. Sinom
Sinom merupakan jenis tembang Macapat ketiga, yang menggambarkan masa muda. Sinom berarti isih enom, atau masih muda.
Tembang sinom umumnya berisi tentang keindahan masa muda. Selain juga berisi nasihat terkait pentingnya menggunakan masa muda dengan sebaik-baiknya.
4. Kinanti
Berikutnya adalah kinanti atau dalam ejaan Jawa ditulis Kinanthi, yang berarti tuntun atau bimbingan.
Tembang kinanti ini berisi tentang kehidupan seorang anak yang membutuhkan tuntunan dalam menjalani kehidupan.
Susunan tembang kinanti umumnya I-8-u; II-8-i; III8-a; IV-8-i; V-8-a; VI-8-i.
5. Asmarandana
Tembang Macapat jenis kelima adalah Asmarandana. Kata asmarandana terdiri dari dua kata, yaitu asmara yang artinya cinta dan dahana yang berarti api.
Sehingga secara harfiah asmarandana bermakna api asmara.
Tembang asmarandana ini menggambarkan perjalanan hidup manusia yang sudah mengenal cinta, bahkan dimabuk asmara karenanya.
Tembang asmaradana memiliki susunan I-8-i; II-8-a; III-8-e; IV-8-a; V-8-a; VI-8-u; VII-8-a.
Baca juga: Lestarikan Budaya, Ratusan Warga Lantunkan Macapat Selama 72 Jam
6. Gambuh
Setelah dimabuk asmara, manusia akan melangkah pada jenjang kehidupan berikutnya yaitu berjodoh.
Gambuh sendiri memiliki arti cocok atau berjodoh. Dari kecocokan ini sepasang manusia akan mulai biduk rumah tanggal dalam sebuah pernikahan.
Seperti namanya, tembang gambuh menggambarkan keselarasan dan kebijaksanaan.
Tembang gambuh memiliki susunan I-7-u; II-10-u; II-12-i; III-8-u; IV-8-o.
Tembang Macapat berikutnya bernama dhandhanggula. Dalam bahasa Jawa dhandhang berarti harapan, sementara gula berarti manis.
Sehingga tembang dhandhanggula bermakna berhara sesuatu yang indah, sebagai buah dari pernikahan.
Tembang dhandhanggula menjadi tembang macapat yang paling banyak barisnya yaitu 10 gatra.
Tembang dhandhanggula memiliki susunan I-10-i; II-10-a; III-8-e; IV-7-u; V-9-i; VI-8-a; VII-6-u; VIII-8-a; IX12-i; X-7-a.