Penghasilan
Kroto mempunyai nilai ekonomi tinggi. Keberadaannya yang kaya dengan protein itu banyak digunakan untuk pakan tambahan burung berkicau hingga umpan pancing.
Kroto yang didapatnya itu dijual ke pengepul. Setiap satu kilogram kroto bisa laku seharga Rp 170.000.
Harganya memang cukup mahal karena kroto banyak dibutuhkan, tetapi ketersediaannya terbatas.
Memang saat ini sudah ada kroto hasil budidaya, hanya saja belum cukup memenuhi permintaan pasar.
Selama melakoni profesinya itu, Wito pernah mendapatkan hingga delapan kilogram kroto. Jika mendapat banyak kroto, uang yang dikantonginya tentu turut meningkat.
"Dulu waktu di Trenggalek dapat enam kilo, di Caruban dapat delapan kilo," jelas Wito.
Baca juga: Antisipasi Omicron, Pemkot Kediri Aktifkan Call Center Khusus Aduan Covid-19
Namun, mengingat profesinya itu sepenuhnya bergantung kepada alam, hasil yang didapat tidak menentu. Wito harus bergantung kepada faktor keberuntungan.
"Sering juga seharian cuman dapat hasil ukuran ons saja," kata Wito.
Meski begitu, Wito mensyukuri berapa pun jumlah kroto yang didapat. Dari usahanya itu, Wito bisa menghidupi istri dan tiga anaknya.
"Anak saya yang pertama kelas 4 SD," lanjutnya.
Ia juga memiliki tabungan yang disisihkan dari usaha mencari kroto tersebut. Bahkan, jika mencari kroto tak menghasilkan, ia masih bisa menjalankan usaha sampingannya, jasa panggilan pemotongan pohon.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.