Bahkan, di kawasan Ketintang yang merupakan rumah Eri Cahyadi, juga kerap banjir saat hujan deras turun.
Khusus untuk masalah kawasan ini, kata Eri, penyebab banjir dikarenakan sungai Ketintang Madya yang terkoneksi dengan Wonocolo, merupakan aliran irigasi untuk sawah.
Sementara saat ini, kawasan yang dulunya merupakan area persawahan tersebut, sudah dibangun rumah-rumah warga.
Baca juga: Angka Kemiskinan di Surabaya Naik Jadi 5,23 Persen akibat Covid-19
"Daerah Ketintang itu dulu irigasi, sehingga kalau (dulu), air masuk ke sungai dialirkan ke sawah-sawah. Kalau sekarang sawahnya sudah jadi rumah, maka harusnya dibalik, yang awalnya mengalir ke irigasi, harus mengalir ke sungai," kata dia.
Untuk menyelesaikan banjir di kawasan Ketintang, Eri memastikan pihaknya akan membangun saluran yang dapat langsung mengalirkan air ke Sungai Rolak Gunungsari.
Pembangunan saluran ini diharapkan dapat mengurangi beban sungai irigasi yang menuju ke Wonocolo.
Baca juga: Satgas Covid-19 Perketat Pintu Masuk Bali Usai Temuan Pasien Omicron Asal Surabaya
"Jadi Insya Allah tahun 2022, seperti itu. Kita tahu masalahnya, hulunya apa, oh di sana. Jadi kita buatkan got (saluran) yang masuk langsung ke Kali Rolak Gunungsari," ucap Eri.
Di samping menangani banjir dengan berpedoman pada hulu, Eri juga mengimbau masyarakat agar dapat mengubah kebiasaan hidup dengan tak lagi membuang sampah di sungai.
Dalam menyelesaikan persoalan banjir, Eri menyebutkan, pemkot tak bisa bekerja sendiri dan butuh partisipasi gotong-royong serta kepedulian warga.
"Insya Allah anggaran tahun 2022, kita sepakat dengan DPRD fokus ke daerah-daerah yang ada banjir dan genangan langsung selesai. Harapannya kita Forkopimda, hujan tidak ada genangan. Jadi ayo diselesaikan bareng-bareng," tutur Eri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.