Melihat keinginan kuat anak tunggalnya itu, Ninuk kemudian berinisiatif memasukkan Nadeo ke sekolah sepak bola (SSB) agar bakatnya terarah dan berkembang.
Pihak keluarga berupaya mengarahkan hobi Deo itu di sekolah sepak bola meski dengan berbagai konsekuensi, termasuk menembus jarak yang lumayan jauh karena antar jemput saat latihan.
Selain itu, juga membagi waktu dengan aktivitas lainnya seperti mengaji. Mengaji, menurut Ninuk, merupakan kebiasaan di kalangan keluarganya.
"Jadi, ya, waktunya diatur untuk sekolah, les bola, dan mengaji," ujar Ninuk.
Baca juga: Tebakan Akurat Diego Michiels saat Nadeo Tahan Penalti Singapura
Bagi dia, Deo adalah pribadi yang baik. Sikapnya ceria, penurut, supel dan tidak sombong. Kesehariannya juga diisi selayaknya anak-anak umumnya.
Bahkan hingga saat ini, meski statusnya telah menjadi pemain bola profesional,
Jika pulang ke rumah, Deo juga tetap menjadi pribadinya. Tidak banyak yang berubah.
"Kalau pulang, ya ada saja yang dikerjakan. Misalnya cabuti rumput yang banyak tumbuh di depan (rumah)," ujar Ninuk.
Baca juga: Nadeo Argawinata di Mata Pelatih Saat Kecil: Disiplin dan Sudah Diincar Banyak Klub
Setidaknya ada dua sekolah sepak bola yang turut berjasa pada karir Nadeo. SSB pertama yang diikuti adalah SSB Airlangga yang ada di Desa Tawang.
Di SSB itu, Nadeo menghabiskan waktu sekitar 2 tahun. Kemudian, saat usia 7 tahun Deo berpindah ke SSB Macan Putih yang ada di Kediri.
Dari SSB Macan Putih itu Nadeo mendapatkan banyak gemblengan dan juga kesempatan bertanding dari berbagai lawan untuk meningkatkan pengalamannya.
Banyak prestasi yang diraih saat bersama SSB Macan Putih. Selain event lokal, juga nasional. Di antaranya juara 2 Piala Toyota di Jawa Tengah hingga juara 1 Manchester United Premier Cup kualifikasi Jawa Timur.
Baca juga: Dulu Dicibir Kini Dipuji, Ini Jawaban Nadeo Argawinata Soal Pandangan Sebelah Mata Netizen
Bahkan saat masih usia 18 tahunan, ujar Ninuk, Nadeo juga sudah pernah memperkuat Timnas U-19 yang saat itu melawan tim Singapura di Singapura.
Hingga kemudian banyak tawaran dari klub-klub bola nasional namun Borneo FC menjadi klub yang diliriknya dan akhirnya mengantarkan karirnya saat ini.
"Awalnya di Borneo FC hanya penjaga gawang cadangan, trus saya suruh sabar karena semua butuh proses. Akhirnya menjadi penjaga gawang inti itu," lanjut wanita yang membuka usaha salon kecantikan dan juga gerai minuman segar ini.
Soal gerai minuman itu, saat ini Ninuk mempunyai tiga cabang gerai. Dan usaha itu juga merupakan dukungan dari Nadeo.
"Makanya itu di gerai ada foto besar Deo," ungkap Ninuk.
Baca juga: Drama Indonesia ke Final Piala AFF: Nadeo Heroik, Egy Hadirkan Perubahan