Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nadeo Kecil Suka Keloni Bola Saat Tidur, Ini Cerita Ibunda Kiper Timnas Indonesia

Kompas.com - 28/12/2021, 16:45 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com- Penjaga gawang Timnas Indonesia Nadeo Argawinata menjadi perbincangan atas aksinya menyelamatkan gawang dari penalti pemain Singapura dalam ajang Semifinal Piala AFF 2020.

Aksinya yang mampu menahan bola, dianggap menjadi titik balik semangat para pemain hingga berakhir dengan kemenangan 4-2 untuk Indonesia.

Baca juga: Nadeo Argawinata, Pernah Jadi Kiper Cadangan hingga Clean Sheet 9 Pertandingan

Kecintaan pada bola tampak sejak balita

Kiper timnas Indonesia, Nadeo Argawinata, bersiap menghadapi penalti Faris Ramli di laga leg kedua semifinal Piala AFF 2020, Sabtu (25/12/2021) malam WIB.TANGKAPAN LAYAR Kiper timnas Indonesia, Nadeo Argawinata, bersiap menghadapi penalti Faris Ramli di laga leg kedua semifinal Piala AFF 2020, Sabtu (25/12/2021) malam WIB.

Soal kepiawaiannya bermain bola, Nadeo yang berasal dari Kediri, Jawa Timur, itu sudah menghabiskan banyak waktu untuk mengasah kemampuannya.

Dari keterangan keluarga, minat pemain berusia 24 tahun itu pada sepak bola sudah tampak sejak dia masih balita.

Ninuk Indahsari (50), ibu Nadeo mengatakan, mulai menyadari adanya bakat bermain sepak bola sejak Deo, sapaan Nadeo, berusia sekitar 4 tahun.

"Saat itu, ya, paling bermain-main bola di rumah saja. Saya dan Daddy-nya yang bergantian jadi penjaga gawang," ujar Ninuk ditemui di rumahnya di Desa Tawang, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Selasa (28/12/2021).

Baca juga: Profil Nadeo Argawinata, Kiper Timnas Indonesia di Piala AFF 2020

Tidur mengeloni bola

Ilustrasi bolaFreepik Ilustrasi bola

Bahkan saking cintanya dengan sepak bola, kata Ninuk, ada kebiasaan Nadeo yang tidak bisa ditinggalkan.

Putranya tersebut selalu membawa bola dan sarung tangan penjaga gawang sebagai teman tidurnya.

"Bolanya itu dikeloni," ungkap istri dari Anton Satriya (52) ini.

Baca juga: Nadeo Argawinata di Mata Pelatih Saat Kecil: Disiplin dan Sudah Diincar Banyak Klub

Ilustrasi sepak bola.Ilustrasi | Shutterstock Ilustrasi sepak bola.
Dimasukkan ke SSB

Melihat keinginan kuat anak tunggalnya itu, Ninuk kemudian berinisiatif memasukkan Nadeo ke sekolah sepak bola (SSB) agar bakatnya terarah dan berkembang.

Pihak keluarga berupaya mengarahkan hobi Deo itu di sekolah sepak bola meski dengan berbagai konsekuensi, termasuk menembus jarak yang lumayan jauh karena antar jemput saat latihan.

Selain itu, juga membagi waktu dengan aktivitas lainnya seperti mengaji. Mengaji, menurut Ninuk, merupakan kebiasaan di kalangan keluarganya.

"Jadi, ya, waktunya diatur untuk sekolah, les bola, dan mengaji," ujar Ninuk.

Baca juga: Tebakan Akurat Diego Michiels saat Nadeo Tahan Penalti Singapura

Bagi dia, Deo adalah pribadi yang baik. Sikapnya ceria, penurut, supel dan tidak sombong. Kesehariannya juga diisi selayaknya anak-anak umumnya.

Bahkan hingga saat ini, meski statusnya telah menjadi pemain bola profesional,

Jika pulang ke rumah, Deo juga tetap menjadi pribadinya. Tidak banyak yang berubah.

"Kalau pulang, ya ada saja yang dikerjakan. Misalnya cabuti rumput yang banyak tumbuh di depan (rumah)," ujar Ninuk.

Baca juga: Nadeo Argawinata di Mata Pelatih Saat Kecil: Disiplin dan Sudah Diincar Banyak Klub

Dari SSB, karir Nadeo Menanjak

Ninuk Indahsari, ibu Nadeo Argawinata menunjukkan foto Nadeo Argawinata di rumahnya di Desa Tawang, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.KOMPAS.com/ M.AGUS FAUZUL HAKIM Ninuk Indahsari, ibu Nadeo Argawinata menunjukkan foto Nadeo Argawinata di rumahnya di Desa Tawang, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Setidaknya ada dua sekolah sepak bola yang turut berjasa pada karir Nadeo. SSB pertama yang diikuti adalah SSB Airlangga yang ada di Desa Tawang.

Di SSB itu, Nadeo menghabiskan waktu sekitar 2 tahun. Kemudian, saat usia 7 tahun Deo berpindah ke SSB Macan Putih yang ada di Kediri.

Dari SSB Macan Putih itu Nadeo mendapatkan banyak gemblengan dan juga kesempatan bertanding dari berbagai lawan untuk meningkatkan pengalamannya.

Banyak prestasi yang diraih saat bersama SSB Macan Putih. Selain event lokal, juga nasional. Di antaranya juara 2 Piala Toyota di Jawa Tengah hingga juara 1 Manchester United Premier Cup kualifikasi Jawa Timur.

Baca juga: Dulu Dicibir Kini Dipuji, Ini Jawaban Nadeo Argawinata Soal Pandangan Sebelah Mata Netizen

Bahkan saat masih usia 18 tahunan, ujar Ninuk, Nadeo juga sudah pernah memperkuat Timnas U-19 yang saat itu melawan tim Singapura di Singapura.

Hingga kemudian banyak tawaran dari klub-klub bola nasional namun Borneo FC menjadi klub yang diliriknya dan akhirnya mengantarkan karirnya saat ini.

"Awalnya di Borneo FC hanya penjaga gawang cadangan, trus saya suruh sabar karena semua butuh proses. Akhirnya menjadi penjaga gawang inti itu," lanjut wanita yang membuka usaha salon kecantikan dan juga gerai minuman segar ini.

Soal gerai minuman itu, saat ini Ninuk mempunyai tiga cabang gerai. Dan usaha itu juga merupakan dukungan dari Nadeo.

"Makanya itu di gerai ada foto besar Deo," ungkap Ninuk.

Baca juga: Drama Indonesia ke Final Piala AFF: Nadeo Heroik, Egy Hadirkan Perubahan

 

Foto kenangan Nadeo dan tim saat menempa karir di SSB Macan Putih, Kediri, Jawa Timur.KOMPAS com/M.AGUS FAUZUL HAKIM Foto kenangan Nadeo dan tim saat menempa karir di SSB Macan Putih, Kediri, Jawa Timur.
Keturunan pemain bola

Ninuk menceritakan, selain hasil latihan, kemampuan Deo bermain sepakbola itu dimungkinkan menurun dari kakeknya.

"Kalau Daddy-nya sekadar hobi saja, bukan pemain bola," ujarnya.

Kebetulan, kakek Deo yang bernama Sandoyo juga penggila bola. Bahkan merupakan pemain bola yang cukup dikenal pada zamannya.

Kakeknya tersebut tergabung dalam klub bola Joko Tole yang berasal dari Desa Tawang. Meski hanya klub liga Tarkam, namun saat itu klub tersebut cukup dikenal.

"Kalau kakeknya masih ada, pasti dia akan bangga ada yang meneruskan profesinya," ujar Ninuk.

Baca juga: Indonesia Vs Singapura: Pratama Arhan Cetak Gol, Nadeo Gagalkan Penalti!

Pesan keluarga untuk Nadeo

Perjalanan hidup Nadeo masih panjang. Baik perjalanan karirnya maupun kehidupan pribadinya.

Sang ibu pun senantiasa menyampaikan nasihat sebagai pijakan bagi anak tunggalnya itu.

"Jangan sombong, karena kesombongan itu bisa menjatuhkan diri sendiri," kata Ninuk.

Selain itu, dukungan keluarga juga diberikan untuk pertandingan final nanti. Keluarga berharap Nadeo bisa tampil maksimal demi Tanah Air.

"Tetap semangat, jaga kekompakan tim. Tunjukkan ke dunia bahwa Timnas Indonesia bisa juara dan pulang membawa medali emas," pesan Ninuk kepada Nadeo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Surabaya
Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Surabaya
Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Surabaya
Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Surabaya
Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Surabaya
Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Surabaya
Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Surabaya
Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Surabaya
Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Surabaya
Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Surabaya
Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Surabaya
Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Surabaya
Gembiranya Warga Tulungagung Usai Timnas Menang dari Korsel, Ceburkan Diri ke Kolam

Gembiranya Warga Tulungagung Usai Timnas Menang dari Korsel, Ceburkan Diri ke Kolam

Surabaya
Cerita Penghulu di Lumajang Seberangi Banjir Lahar Semeru demi Nikahkan Warga: Saya Doa Terus

Cerita Penghulu di Lumajang Seberangi Banjir Lahar Semeru demi Nikahkan Warga: Saya Doa Terus

Surabaya
Cekcok Urusan Cucu dan Arisan, Kakek 64 Tahun di Tuban Bunuh Istrinya lalu Coba Akhiri Hidup

Cekcok Urusan Cucu dan Arisan, Kakek 64 Tahun di Tuban Bunuh Istrinya lalu Coba Akhiri Hidup

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com