LUMAJANG, KOMPAS.com - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi, Sabtu (25/10/2025) malam.
Erupsi Gunung Semeru berupa letusan asap disertai luncuran lava pijar sejauh 2.500 meter dari puncak kawah menuju Besuk Kobokan.
Detik-detik terjadinya guguran lava pijar Gunung Semeru terekam kamera pemantau BPBD yang terpasang di Pos Pantau Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Secara visual, guguran laca pijar terpantau mengarah ke sisi tenggara atau menuju Besuk Kobokan.
Baca juga: Muncul Scoria Cones di Gunung Semeru, Berisiko Terjadi Awan Panas
Koordinator Pos Pantau BPBD Curah Kobokan Sugiyono mengatakan, erupsi yang terjadi sekitar pukul 22.03 WIB ini mengeluarkan lava pijar sejauh 2.500 meter menuju Besuk Kobokan.
"Pukul 22.03 WIB terjadi guguran lava pijar, jarak luncur kurang lebih 2.500 meter dari bukaan kawah yang mengarah ke tenggara," kata Sugiyono di Pos Pantau Curah Kobokan, Sabtu (25/10/2025).
Sugiyono menyebut, jarak luncur lava pijar masih dalam radius aman dari pemukiman terdekat.
Menurutnya, pemukiman terdekat berada dalan radius 8 kilometer dari puncak kawah Gunung Semeru.
"Masih jauh dari pemukiman, jadi aman warga tidak perlu panik," jelasnya.
Baca juga: Gunung Semeru Alami Erupsi, Letuskan Asap Tebal Setinggi 700 Meter
Adapun, luncuran lava pijar juga disertai letusan asap tebal setinggi 500 meter mengarah ke barat daya.
Sugiyono menyatakan, dalam beberaoa hari terakhir, guguran lava intens terjadi di Gunung Semeru.
Namun, ia menyebut, kondisi Gunung Semeru sampai saat ini masih aman dan berada dalam status waspada atau level II.
"Kami yang di pos pemantauan BPBD Curah Kobokan tetap siaga karena memang dalam beberapa hari ini sering terjadi guguran," jelasnya.
Sugiyono mengimbau, warga untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 kilometer dari puncak.
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
Terlebih, saat ini sekitar Gunung Semeru kerap diguyur hujan lebat yang beresiko menimbulkan banjir lahar.
"Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru," imbaunya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang