PASURUAN, KOMPAS.com - Keberadaan peternak sapi atau suplier susu segar di Kabupaten Pasuran, Jawa Timur di tengah program ketahanan pangan ternyata belum sepenuhnya mendapatkan perhatian Pemerintah Indonesia.
Namun, para peternak sapi perah tetap harus memberi pakan peliharaan guna untuk menyambung roda kehidupan, termasuk melakukan terobosan agar dapat bersaing dengan korporasi susu di Indonesia.
Salah satunya, Evi Zaenal Abidin, peternak susu sekaligus suplier susu perah asal Grati, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Selama 3 bulan terakhir ini, ia bersama 19 karyawannya harus berikhtiar untuk membuka jalan hitam rantai susu dengan mendatangkan 250 ekor sapi asal Australia.
Baca juga: Berkah Sapinya Dibeli Presiden, Peternak Sapi di Kediri Ini Banjir Permintaan
Meski tak mudah, dia masih optimistis susu murni dari peternak sapi perah dapat bersaing dengan korporasi susu.
"Tidak mudah, jalan hitam rantai susu kerap kali peternak sapi perah atau susu murni dari pernah dibuat susunya tidak berdaya. Ini kami mencoba memperbaiki itu dengan mendatangkan sapi dari Australia," katanya, Selasa (07/10/2025).
Sebelum ratusan sapi tiba, di area Koperasi Suka Makmur Grati, dia harus menyiapkan kandang khusus dengan melakukan intervensi suhu agar tidak berisiko kematian.
Sebab, sapi perah dari iklim subtropis di dataran tinggi ini harus tinggal di Grati dengan iklim tropis dan dataran rendah.
Evi yang sejak kecil menggeluti persusuan itu membuat empat kadang besar. Dua kandang dilengkapi dengan sistem cooling pads.
Pada kandang ini, suhu terjaga di 27 derajat celcius dengan kelembapan 60 persen.
"Kami menyebut vila sapi. Karena di sini dalam kandang tidak berbau dan dingin. Silakan dirasakan sendiri," katanya sembari menunjukkan dinding yang mengeluarkan udara dingin.
Sedangkan dua kandang lainnya menggunakan intervensi suhu dengan cyclone fans atau kipas yang berukuran jumbo.
Pada kandang ini sapi dilepas tanpa diikat dan disediakan pasir untuk istirahat.
"Di kandang umbaran sapi bebas jalan dan leyeh-leyeh di pasir," katanya.
Baca juga: Pemerintah Pertimbangkan Impor Sapi Perah Lebih Besar untuk Program Susu Gratis
Evi yang saat ini juga menjadi Sekretaris Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jawa Timur mengatakan, sapi jenis FH (Houlstein friesian) miliknya memang ada yang mati.