Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Doakan Seluruh Korban Ponpes Al Khoziny Segera Ditemukan, Ini Upaya Pemprov Jatim

Kompas.com, 5 Oktober 2025, 16:05 WIB
Sukoco,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan Pemprov Jawa Timur menyiapkan dukungan penuh untuk proses evakuasi mushala Ponpes Al Khoziny yang ambruk pada 29 Agustus lalu.

Sejak awal menerima laporan, Khofifah langsung memerintahkan jajaran Pemprov bergerak cepat berkoordinasi dengan Wagub, Sekda, Kalaksa BPBD, Dinas Sosial, dan Dinas Kesehatan.

Khofifah menginstruksikan sejumlah langkah darurat.

Dia minta siapkan ekskavator. Lalu lampu spotlight 1.000 watt untuk penerangan, karena evakuasi 24 jam di malam hari butuh dukungan cahaya.

"Saya juga minta dapur umum disiapkan. Untuk biaya pengobatan di luar RSUD Sidoarjo, Pemprov Jawa Timur yang menanggung,” ujar Khofifah, Minggu (5/10/2025)

Baca juga: Mobil Jenis Sedan Ringsek Kena Runtuhan Mushala Ponpes Al Khoziny

Menurut Khofifah, proses evakuasi ini tidak bisa dilakukan sembarangan.

Pemprov menyiapkan tim pendukung, sementara komando utama berada di Basarnas dengan koordinasi BNPB.

“Evakuasi bukan sekadar mengangkat bongkahan. Harus hati-hati karena kemungkinan masih ada korban di bawah reruntuhan. Awalnya kami siapkan ekskavator, tapi ternyata yang dibutuhkan crane dan breaker. Kalau ekskavator hanya mengeruk, sedangkan crane bisa memotong dan mengangkat dengan lebih aman,” jelas Khofifah.

Baca juga: Prabowo Pantau Insiden Ponpes Al Khoziny Roboh, Minta Keamanan Bangunan Dievaluasi

Ia menambahkan, Basarnas menurunkan 12 personel bersertifikat internasional yang sudah berpengalaman dalam evakuasi di berbagai negara.

Selain itu, tim teknik sipil dari ITS juga terjun membantu.

“Semua langkah dipandu tim profesional Basarnas. Bahkan tim DVI Polda Jatim bersama Mabes Polri, tim forensik, hingga tim DNA dari Universitas Airlangga ikut terlibat dalam identifikasi korban,” ungkapnya.

Khofifah menyebut proses evakuasi memerlukan waktu lebih lama karena tim mengutamakan keselamatan.

“Hari pertama hanya bisa menggunakan satu alat berat. Baru hari ketiga crane dan ekskavator mulai dipakai. Semua sesuai arahan Basarnas, dan Pemprov Jatim hanya menyiapkan supporting system sesuai kebutuhan tim di lapangan,” katanya.

Baca juga: Ponpes Al Khoziny Ambruk: 37 Korban Meninggal Dunia Ditemukan, 8 Teridentifikasi

Hingga saat ini, jumlah korban masih bisa berubah seiring proses identifikasi.

“Tadi malam sudah ada tiga jenazah teridentifikasi, dan saya ikut menyerahkan langsung kepada keluarga. Kementerian Agama juga sudah hadir, Pak Menteri langsung datang untuk memberikan dukungan,” tutur Khofifah.

Dengan keterlibatan berbagai pihak, Khofifah meyakini proses evakuasi berjalan profesional meskipun membutuhkan waktu lebih lama dari perkiraan.

Ia meminta masyarakat bersabar dan terus mendoakan agar seluruh korban segera ditemukan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau