SUMENEP, KOMPAS.com - Memasuki hari kedua pascagempa bermagnitudo 6 di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat sedikitnya 200 bangunan dilaporkan mengalami kerusakan.
Ratusan bangunan itu terdiri dari kerusakan ringan, sedang, hingga berat, yang tersebar di dua kecamatan terdampak, yakni Gayam dan Nonggunong, Pulau Sepudi.
Kepala Pelaksana BPBD Sumenep Ach. Laili Maulidy, mengatakan, jumlah tersebut masih bersifat sementara, dan bisa berubah seiring hasil verifikasi di lapangan.
“Data 200 bangunan itu hasil laporan awal yang masuk dan diinput ke tim BPBD,” kata Laili, Kamis (2/10/2025).
Baca juga: Dampak Gempa M 6 Sumenep, 3 Bangunan di Situbondo Rusak
Menurut Laili, jumlah tersebut bisa bertambah jika ditemukan kerusakan lain saat proses asesmen berlangsung.
Sebaliknya, angka itu juga bisa berkurang jika hasil verifikasi menunjukkan kerusakan bukan akibat gempa.
“Ada kemungkinan beberapa rumah memang sudah rusak sebelumnya, sehingga tidak bisa dikategorikan sebagai dampak gempa,” imbuhnya.
Baca juga: Dapur Warga Pamekasan Rata Tanah akibat Guncangan Gempa 6,0 Magnitudo di Sumenep
Hingga kini, tim BPBD bersama tim terkait masih melakukan asesmen langsung di lapangan.
Sebanyak 10 personel BPBD diterjunkan ke lokasi terdampak, ditambah tim dari Dinas Sosial, TNI dan Polri, untuk mempercepat pendataan dan memastikan kebutuhan warga terdampak bisa segera ditangani.
Diketahui, gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,0 mengguncang wilayah Sumenep, Jawa Timur, Selasa (30/9/2025) pukul 23.49 WIB.
Setelah gempa utama mengguncang Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, BMKG mencatat empat kali gempa susulan hingga pukul 00.29 WIB dengan magnitudo terbesar magnitudo 4,4.
BMKG juga memperbarui kekuatan gempa utama yang semula dilaporkan bermagnitudo 6,5 menjadi magnitudo 6,0 setelah dilakukan analisis lebih lanjut.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang