Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntuti Korban dari Bank, Pelaku Pencurian Uang Tunai di Malang Tertangkap

Kompas.com, 25 September 2025, 11:41 WIB
Nugraha Perdana,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Aksi pencurian dengan target orang yang baru keluar dari bank terjadi di Kota Malang, Jawa Timur.

Kejadian pertama terjadi di Jalan Kawi Nomor 7 pada Selasa (15/7/2025), dan aksi kedua berlangsung pada Selasa (23/9/2025) di Jalan Taman Slamet.

Hal ini dibenarkan oleh penjual sate ayam di Jalan Taman Slamet, yakni Ahmad. Ia menyampaikan, aksi pencurian uang terjadi sekitar pukul 11.00 WIB. Korbannya seorang perempuan dengan usia sekitar paruh baya yang bekerja di salah satu pabrik rokok di Kota Malang.

Baca juga: Puluhan Warga Malang Lapor ke Polda Jatim Dugaan Kasus Mafia Tanah

"Korbannya itu sering makan di sini, waktu tanggal 23 kemarin itu, orangnya bawa sepeda motor, uangnya Rp 10 juta dicantolkan di depan sepeda motornya pakai kantong kresek, katanya uang kantornya," kata Ahmad pada Kamis (25/9/2025).

Ahmad memaparkan, kronologi kejadian berdasarkan penglihatan dan rekaman CCTV dari sebuah rumah di seberang lokasi. Korban, yang baru saja mengambil uang, meletakkan tas berisi Rp 10 juta di cantolan depan sepeda motornya.

Baca juga: Puluhan Warga Malang Lapor ke Polda Jatim Dugaan Kasus Mafia Tanah

Nahas, saat ditinggal makan sekitar 10 menit, dua pelaku yang datang berboncengan sepeda motor langsung menyambar kantong plastik berisikan uang tersebut dan melarikan diri.

"Korbannya langsung teriak ‘jambret! jambret!’, kemudian menangis histeris. Orangnya takut dimarahi kantornya, karena itu uang kantor," tutur Ahmad.

Menurut Ahmad, korban sempat mengungkapkan penyesalannya.

"Saya sempat bilang, 'Kok sembrono, Bu?' orangnya menjawab, 'Lha wong biasanya tidak apa-apa ditaruh di situ'," tiru Ahmad.

Aksi ini diduga tidak hanya dilakukan oleh dua orang. Ahmad mencurigai adanya keterlibatan pelaku lain yang menggunakan sebuah mobil untuk mengalihkan perhatian atau menghalangi pandangan.

"Ada dugaan mobil itu bagian dari mereka (pelaku), ini dugaan saya ya. Salah satu orang di dalam mobil itu sempat turun, pura-pura pesan sate, terus bilang mau ikut mengejar pelaku, tapi tidak pernah kembali lagi, sate saya enggak diambil," jelasnya.

Ia juga menegaskan bahwa dalam aksinya, para pelaku tidak menggunakan senjata tajam atau senjata api.

Selain itu, kecurigaan bahwa korban telah dibuntuti sejak dari bank semakin menguat. Beberapa orang di sekitar lokasi mengaku melihat para pelaku mondar-mandir di area tersebut sebelum melancarkan aksinya.

"Pelakunya itu kalau kata orang-orang sini yang sempat melihat itu memang seperti buntuti ibunya ini, jadi ada yang melihat sebelum ada kejadian pencurian itu pelakunya sempat riwa riwi di sini," ungkapnya.

Setelah kejadian, korban melapor ke pihak kepolisian dengan membawa rekaman CCTV dari rumah depan lokasi kejadian. Polisi datang ke lokasi kejadian untuk meminta keterangan saksi menduga adanya keterkaitan kasus ini dengan peristiwa serupa sebelumnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau