LUMAJANG, KOMPAS.com - Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) melakukan penutupan sementara jalur wisata pada 30 September dan 1 Oktober 2025.
Penutupan ini dilakukan dalam rangka pengecekan laik jalan angkutan wisata jip yang biasa beroperasi di Bromo.
Kabag Tata Usaha TNBTS Septi Eka Wardhani mengatakan, penutupan jalur wisata ke Bromo dilakukan di pintu masuk Jemplang, Kabupaten Malang, dan pintu masuk Wonokitri, Kabupaten Pasuruan.
"BB TNBTS mendukung agenda pemeriksaan laik jalan (Ramp Check) bagi kendaraan angkutan wisata jip pada tanggal 30 September dan 1 Oktober 2025 di Kabupaten Pasuruan dan Malang," kata Septi kepada Kompas.com, Rabu (24/9/2025).
Baca juga: Jalur Wisata Bromo Via Malang dan Pasuruan Tutup pada 30 September-1 Oktober
"Memperhatikan hal tersebut maka tanggal 30 September dan 1 Oktober 2025, kawasan TNBTS ditutup untuk aktivitas wisata dari arah pintu masuk Jemplang, Kabupaten Malang dan Wonokitri, Kabupaten Pasuruan," lanjutnya.
Septi menegaskan, penutupan jalur wisata TNBTS hanya berlaku di dua pintu tersebut.
Baca juga: 2 Akses Masuk ke Bromo Ditutup Selama Inspeksi Keselamatan Jip Wisata
Sedangkan, pintu masuk lainnya seperti via Ranupane, Lumajang, tetap dibuka.
Kunjungan wisata pendakian Gunung Semeru hingga berkemah di Ranu Regulo juga tetap dibuka seperti biasanya.
Namun, wisata Bromo via Ranupane ditutup lantaran harus melewati pintu masuk Jemplang.
Satu-satunya jalan menuju ke wisata Gunung Bromo yakni melalui pintu masuk Cemorolawang Probolinggo.
"Penutupan hanya untuk ke Bomo lewat pintu masuk malang dan pasuruan untuk pengecekan jip. Yang lain masih bisa," tegasnya.
Selain itu, jalur Lumajang - Malang via Ranupane juga tetap bisa dilalui oleh pengendara.
"Untuk mobilitas kendaraan umum dari dan menuju Malang via Ranupane tetap bisa dilalui," jelasnya.
Septi mengimbau, pengunjung wisata Gunung Bromo yang sudah memesan tiket pada 30 September hingga 1 Oktober 2025, untuk masuk lewat pintu Cemorolawang.
"Pilihannya ada 3, bisa masuk lewat Cemorolawang, mengajukan pengembalian dana, atau mengubah jadwal kunjungan," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang