Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nelayan Pamekasan Gantungkan Harapan pada Ganti Rugi Rumpon Rusak dari Petronas yang Tak Kunjung Dibayarkan

Kompas.com, 13 Agustus 2025, 19:03 WIB
Fathor Rahman,
Icha Rastika

Tim Redaksi

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Penantian ratusan nelayan di Kabupaten Pamekasan untuk mendapatkan ganti rugi atas rumpon mereka yang rusak terseret kapal Petronas tak kunjung berakhir. 

Rumpon mereka rusak sejak Agustus 2024, atau setahun lalu. Hingga kini, ganti rugi dari Petrons melalui PT Elnusa yang ditunjuk untuk melaksanakan survei seismik di Lapangan Hidayah, Wilayah Kerja North II, belum kunjung jelas.

Setiap hari, nelayan berkumpul di pesisir pantai. Sebagian menyiapkan bahan rumpon baru, sedangkan sebagian lainnya menggantungkan harapan pada ganti rugi. 

"Nelayan yang masih punya modal menyicil bahan untuk membuat rumpon baru, tapi sebagian besar masih menunggu ganti rugi," ucap Hefni (45), salah satu pemilik rumpon.

Baca juga: Setahun Sudah, Ribuan Nelayan di Pamekasan-Sampang Belum Terima Ganti Rugi Rumpon Rusak dari Petronas

Dia bercerita, sepuluh rumpon miliknya kini tersisa tiga. Sebanyak tujuh rumpon hilang terseret kapal migas.

Sejak itu, pendapatan satu-satunya pupus dan turun drastis. Selama 12 bulan, ia mengais rezeki dari tangkapan dua rumpon.

"Sampai saat ini saya belum mampu menambah, setelah delapan rumpon hilang saat itu," katanya.

Dia menuturkan, menambah rumpon tidak mudah. Satu rumpon bisa mencapai Rp 4 juta hingga Rp 5 juta, tergantung ukuran dan bahannya. 

Sebelum rumpon hilang, dalam seminggu, pendapatan dari rumpon bisa mencapai Rp 10 juta.

Hasil tersebut dibagi ke sejumlah nelayan dalam satu perahu. Namun, saat ini, dengan rumpon yang sulit didapat, pendapatan turun drastis.

Baca juga: Perahu Hancur, Nelayan Banyuwangi Terombang-ambing Sendirian di Selat Bali

Pihaknya berharap ganti rugi segera diterima. Informasi yang dirangkum Kompas.com menyebutkan bahwa sekitar 2.000 nelayan mengalami kerugian.

Ribuan rumpon hilang dan rusak terseret kapal Petronas yang melakukan survei seismik melalui PT Elnusa pada bulan Agustus 2024.

Ribuan nelayan itu tersebar di Kecamatan Pasean dan Batumarmar di Pamekasan.

Selain itu, ada yang tersebar di tiga kecamatan Kabupaten Sampang, yakni di Kemacatan Banyuates, Ketapang, dan Kecamatan Sokobanah.

Terkait persoalan ini, sudah beberapa kali dilakukan pertemuan antara nelayan, Petronas, dan PT Elnusa.

Terakhir, sudah ada kesepakatan nominal ganti rugi di setiap kecamatan dan dijanjikan akan dibayarkan akhir Juli 2025, tetapi belum terealisasi.

Senior Government & Stakeholder Relations Manager Petronas, Erik Yogapurana, menyampaikan bahwa mereka belum bisa memberikan keterangan.

"Klarifikasinya nanti ya, saat ini sedang di-review," katanya singkat.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau