LUMAJANG, KOMPAS.com - Penarikan mahasiswa program kuliah kerja nyata (KKN) kolaboratif dari Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, ternyata tidak hanya dilakukan oleh Universitas Jember (Unej).
Namun, 7 kampus lain yang melaksanakan program KKN Kolaboratif di Kabupaten Lumajang, mengambil kebijakan serupa dengan Unej.
Tujuh kampus selain Unej itu adalah Universitas Lumajang, Universitas Islam Negeri KH. Achmad Shidiq Jember, Universitas Islam Jember.
Kemudian, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Lumajang, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Pembangunan, Universitas PGRI Argopuro Jember, dan Politeknik Kesehatan Jember.
Total, dari delapan kampus tersebut, terdapat 1.328 mahasiswa yang melaksanakan program KKN Kolaboratif yang disebar di 102 desa di Kabupaten Lumajang.
Baca juga: Unej Tarik Semua Mahasiswanya yang KKN di Lumajang, Total 1.070 Orang
Koordinator Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Universitas Lumajang Eko Romadhon menerangkan, keputusan menarik mahasiswa diambil setelah melakukan rapat besar dengan para Person in Charge (PIC) atau penanggung jawab kegiatan KKN dari 8 kampus peserta program KKN kolaboratif.
Menurutya, apabila KKN tetap diteruskan, dikhawatirkan akan menimbulkan dampak negatif yang lebih besar. Utamanya bagi mahasiswa.
"Mulai besok hari Sabtu seluruh mahasiswa dari 102 desa, 8 perguruan tinggi Jember dan Lumajang menarik 1.328 mahasiswa untuk kembali ke kampus masing-masing," kata Eko di Posko KKN Desa Padang, Jumat (8/8/2025).
Baca juga: Lagi, 2 Motor Mahasiswa KKN Unej di Lumajang Hilang, Kini di Rumah Kades
Eko mengatakan, peristiwa pencurian yang menimpa para mahasiswa KKN kolaboratif tidak wajar.
Sebab, kata Eko, dari sudut pandang lokasi pencurian yakni balai desa dan rumah kepala desa seharusnya jadi tempat paling aman.
Namun, nyatanya tetap ada kasus pencurian yang membuat para mahasiswa resah.
"Mungkin kalau ini karena keteledoran anak-anak, evaluasi kami tidak akan sedalam ini," kata Eko.
Eko menambahkan, pihaknya saat ini tengah mempertimbangkan kembali untuk menempatkan mahasiswa KKN lagi ke Lumajang pada tahun berikutnya.
"Untuk tahun depan masih kita pikirkan lagi apakah taruh Lumajang atau tempat lain ini perlu komitmen bersama antara pemerintah daerah dan LP2M," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang