LUMAJANG, KOMPAS.com - PT Pertamina memberikan klarifikasi terkait krisis bahan bakar minyak (BBM) yang melanda Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, selama tiga hari terakhir.
Fenomena ini dipicu kelangkaan BBM di Kabupaten Jember, yang membuat warga Jember memborong BBM di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Lumajang.
Akibatnya, beberapa SPBU di Lumajang kehabisan stok.
Menanggapi situasi tersebut, Sales Branch Manager Rayon II PT Pertamina Patra Niaga, Hendra Saputra, menegaskan bahwa distribusi Pertalite sebagai BBM harian masyarakat tetap dalam kendali penuh.
Baca juga: Krisis BBM di Jember Berangsur Pulih, 93 Truk BBM Dikerahkan ke Sejumlah SPBU
"Kami pastikan tidak ada kekosongan. Distribusi BBM terus kami kawal hingga ke titik-titik SPBU di kecamatan-kecamatan," ujar Hendra dalam keterangan persnya, Rabu (30/7/2025).
Untuk menjawab kekhawatiran publik, Hendra merinci stok Pertalite pada Rabu (30/7/2025) di SPBU utama yang ada di Lumajang, sebagai berikut:
Meskipun SPBU Kedungjajang mencatat stok terendah, Hendra menekankan bahwa suplai tambahan telah dijadwalkan untuk memastikan layanan tetap optimal.
Pertamina juga melakukan monitoring secara real-time terhadap ketersediaan BBM di setiap SPBU.
"Setiap SPBU kami monitor secara real-time. Kami siap mengatur ulang jadwal pengisian jika ada potensi kekosongan. Tak ada ruang bagi keterlambatan," tambahnya.
Hendra mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak melakukan pembelian BBM secara berlebihan.
Baca juga: ASN di Jember Mulai WFH kecuali OPD Krusial, Berlangsung Sampai Krisis BBM Pulih
Menurutnya, panic buying justru dapat memicu kepanikan kolektif yang merugikan banyak orang.
Pantauan Kompas.com pada Rabu (30/7/2025) menunjukkan bahwa kondisi SPBU di Lumajang tidak terlalu antre dibandingkan dua hari sebelumnya.
Namun, di tingkat pengecer, BBM jenis Pertalite tidak tersedia, hanya ada BBM non-subsidi jenis Pertamax.
Harga Pertamax eceran juga mengalami penurunan dibandingkan dua hari lalu, dari sebelumnya dijual seharga Rp 30.000 - 35.000 per 1,5 liter, kini stabil di kisaran Rp 15.000 per liter.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang