Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Lumajang Tak Perlu Panik Borong Bensin, Ini Daftar Stok BBM di SPBU

Kompas.com, 30 Juli 2025, 18:16 WIB
Miftahul Huda,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - PT Pertamina memberikan klarifikasi terkait krisis bahan bakar minyak (BBM) yang melanda Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, selama tiga hari terakhir.

Fenomena ini dipicu kelangkaan BBM di Kabupaten Jember, yang membuat warga Jember memborong BBM di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Lumajang.

Akibatnya, beberapa SPBU di Lumajang kehabisan stok.

Menanggapi situasi tersebut, Sales Branch Manager Rayon II PT Pertamina Patra Niaga, Hendra Saputra, menegaskan bahwa distribusi Pertalite sebagai BBM harian masyarakat tetap dalam kendali penuh.

Baca juga: Krisis BBM di Jember Berangsur Pulih, 93 Truk BBM Dikerahkan ke Sejumlah SPBU

"Kami pastikan tidak ada kekosongan. Distribusi BBM terus kami kawal hingga ke titik-titik SPBU di kecamatan-kecamatan," ujar Hendra dalam keterangan persnya, Rabu (30/7/2025).

Untuk menjawab kekhawatiran publik, Hendra merinci stok Pertalite pada Rabu (30/7/2025) di SPBU utama yang ada di Lumajang, sebagai berikut:

  • SPBU Pronojiwo: 27.700 liter
  • SPBU Pelita, Kota Lumajang: 26.000 liter
  • SPBU Sumberjati, Tempeh: 19.800 liter
  • SPBU Bagusari, Kota Lumajang: 18.900 liter
  • SPBU Sentul, Sumbersuko: 16.000 liter
  • SPBU Selok, Pasirian: 12.000 liter
  • SPBU Petahunan, Sumbersuko: 11.900 liter
  • SPBU Wonorejo, Kedungjajang: 10.200 liter
  • SPBU JLT, Kota Lumajang: 9.800 liter
  • SPBU Tunjung, Randuagung: 9.100 liter
  • SPBU Labruk Lor: 8.300 liter
  • SPBU Coco, Tempeh: 7.600 liter
  • SPBU Sukodono: 6.600 liter
  • SPBU Kedungjajang: 4.300 liter

Meskipun SPBU Kedungjajang mencatat stok terendah, Hendra menekankan bahwa suplai tambahan telah dijadwalkan untuk memastikan layanan tetap optimal.

Pertamina juga melakukan monitoring secara real-time terhadap ketersediaan BBM di setiap SPBU.

"Setiap SPBU kami monitor secara real-time. Kami siap mengatur ulang jadwal pengisian jika ada potensi kekosongan. Tak ada ruang bagi keterlambatan," tambahnya.

Hendra mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak melakukan pembelian BBM secara berlebihan.

Baca juga: ASN di Jember Mulai WFH kecuali OPD Krusial, Berlangsung Sampai Krisis BBM Pulih

Menurutnya, panic buying justru dapat memicu kepanikan kolektif yang merugikan banyak orang.

Pantauan Kompas.com pada Rabu (30/7/2025) menunjukkan bahwa kondisi SPBU di Lumajang tidak terlalu antre dibandingkan dua hari sebelumnya.

Namun, di tingkat pengecer, BBM jenis Pertalite tidak tersedia, hanya ada BBM non-subsidi jenis Pertamax.

Harga Pertamax eceran juga mengalami penurunan dibandingkan dua hari lalu, dari sebelumnya dijual seharga Rp 30.000 - 35.000 per 1,5 liter, kini stabil di kisaran Rp 15.000 per liter.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau