LUMAJANG, KOMPAS.com - Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di Kabupaten Jember, Jawa Timur, memaksa warganya memborong BBM di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang ada di Kabupaten Lumajang.
Jember berbatasan langsung dengan Lumajang, sehingga fenomena ini terjadi.
Pantauan Kompas.com menunjukkan antrean panjang di sejumlah SPBU di Lumajang.
Antrean ini tidak hanya terlihat di kecamatan yang berbatasan langsung dengan Jember, tetapi juga di SPBU yang terletak di pusat Kabupaten Lumajang.
Baca juga: Sejumlah SPBU Kehabisan Stok, Pemkab Lumajang Minta Penambakan Pasokan ke Pertamina
Kendaraan dengan nomor polisi (nopol) dari Jember, yang diawali dengan huruf P, terlihat mengantre di SPBU.
Beberapa kendaraan yang telah selesai mengisi BBM juga tampak kembali ke SPBU setelah memindahkan isi tangki ke jeriken.
Selain itu, ada pembeli yang terlihat mengisi BBM ke jeriken secara mandiri saat membeli di SPBU.
Aan, salah satu warga Jember, mengungkapkan bahwa ia terpaksa memborong BBM di Lumajang karena sudah seminggu kesulitan mendapatkan bensin jenis pertalite maupun pertamax.
Aan yang menggunakan mobil pribadi mengaku mengisi BBM sebanyak 200 liter. Ia membawa beberapa tabung jeriken di mobilnya.
Baca juga: Pengemudi Ojek Online di Lumajang Mengeluh Sulit Dapat BBM: Banyak Orderan Dibatalkan
"Bawa mobil pribadi ngisi 200 liter, di Jember susah BBM seminggu," kata Aan di SPBU Karangsari Lumajang, Selasa (29/7/2025).
Menurut Aan, sebagian BBM yang dibeli dari Lumajang akan dijual, sementara sisanya akan digunakan untuk mobilitas sehari-hari.
"Sebagian tak jual sebagian dipakai sendiri," terangnya.
Sementara itu, petugas SPBU Karangsari, Teguh, menjelaskan bahwa suplai BBM ke SPBU tetap normal seperti biasa.
Namun, meningkatnya jumlah pembelian menyebabkan antrean panjang, dan terkadang ada pembeli yang tidak mendapatkan BBM.
Baca juga: Antrean BBM di SPBU Lumajang Mengular, Bupati Minta Warga Tak Panik karena Stok Aman
"Stok BBM Lumajang aman, antrean terjadi karena banyak pembeli dari Jember, indikasinya pelat P," ungkap Teguh.
Ia menambahkan bahwa pihaknya tidak dapat membatasi pembelian BBM, kecuali untuk jenis pertalite.
"Kita tidak bisa membatasi pembelian, tapi pertalite pembelian kita batasi," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang