Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Sesuai Standar, 15 Kapal di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Dilarang Berlayar

Kompas.com, 16 Juli 2025, 14:14 WIB
Fitri Anggiawati,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Sebanyak 15 kapal di dermaga LCM Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Jawa Timur, tak diperbolehkan berlayar sementara waktu sampai selesai menjalani inspeksi dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan.

Inspeksi itu dilakukan untuk menindaklanjuti tragedi KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025).

"Dari pusat, datang tim untuk memeriksa kapal-kapal yang eks dari LCT. Setelah kami terima hasilnya dari pusat, Senin kemarin, ada 15 kapal yang harus segera melakukan perbaikan," kata Kepala KSOP Tanjung Wangi, Purgana, Rabu (16/7/2025).

Baca juga: Sopir Truk Tronton Blokir Pintu Keluar, Pelabuhan Ketapang Lumpuh

Purgana mengatakan, 15 kapal yang seluruhnya merupakan eks kapal LCT (landing craft tank) harus memperbaiki non-conformity atau kekurangan yang ada pada kapal mereka.

Merujuk pada Peraturan Menteri (PM) Nomor 45 Tahun 2012 tentang manajemen keselamatan kapal, non-conformity atau ketidaksesuaian adalah keadaan pengamatan dengan bukti obyektif yang menunjukkan tidak dipenuhinya salah satu persyaratan yang ditentukan.

"Dari 15 kapal, sementara yang melayani hanya dua, tapi yang satu kandas di Perairan Gilimanuk Bali tadi malam, sehingga sisa satu yang melayani," ujarnya.

Baca juga: Sopir Blokir Akses, Arus ke Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Macet Total

Hal tersebut menyebabkan terjadinya penumpukan kendaraan di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi dan kantong-kantong parkir.

"Saat ini kami berkoordinasi dengan pusat untuk mencari jalan keluar tanpa mengabaikan keselamatan," tuturnya.

Hasil pemeriksaan yang ditargetkan selesai hari ini telah membuahkan hasil, dari tim pemeriksa telah merilis hasilnya dan kini KSOP Tanjung Wangi sedang melakukan pengecekan ulang.

Rencananya, beberapa kapal yang telah menjalani pemeriksaan ulang hari ini akan diperbantukan untuk mengurai kemacetan atau mengangkut kendaraan logistik yang bertumpuk di Pelabuhan Ketapang.

"Dari hasil pemeriksaan yang sedang berlanjut, (hasil) baru satu. Targetnya hari ini harus selesai untuk mengurai tapi tidak semua (kapal)," tambahnya.

Purgana mengingatkan, inspeksi yang dilakukan bertujuan untuk keselamatan pengguna jasa karena kepedulian pemerintah terhadap tragedi yang sebelumnya telah terjadi.

Dia juga berharap, tragedi KMP Tunu Pratama Jaya dapat menjadi cerminan bagi seluruh pihak, serta harus disadari oleh semua lini bahwa keselamatan lebih utama.

"Karena kapal harus memenuhi aspek keselamatan secara menyeluruh meliputi nautis, teknis dan radio (NTR)," bebernya.

Namun demikian, ia mengatakan bahwa pihaknya tak abai dengan suara masyarakat yang mendesak agar kendaraan logistik diutamakan, dan hal tersebut saat ini akan dipertimbangkan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau