Editor
TULUNGAGUNG, KOMPAS.com - Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo berangkat ke Jakarta untuk membahas 13 pulau yang diperebutkan dengan Kabupaten Trenggalek di Jawa Timur (Jatim), Senin (23/6/2025).
Rencana pembahasan dilaksanakan pada Selasa (24/6/2025) ini, di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek dan Pemerintah Provinsi Jatim.
Bupati Gatut Sunu mengatakan, tidak mau berkomentar banyak, karena sedang dibahas di Kemendagri.
“Biar hubungan rumah tangga antara Kabupaten Tulungagung dan Trenggalek baik-baik saja,” ujarnya di Sekretariat DPRD Tulungagung, sebelum berangkat ke bandara.
Baca juga: Ini 3 Bukti Kuat yang Dikantongi Pemkab Trenggalek atas Sengketa 13 Pulau
Ia mengatakan, keberangkatannya akan membawa data-data bukti kepemilikan 13 pulau itu.
Bukti ini mulai dari sejarah kedua wilayah, hingga pada bukti surat-surat.
Menurut Gatut Sunu, berdasar data-data lama, pulau-pulau itu memang ada di wilayah Kabupaten Tulungagung.
“Sejarahnya seperti apa, kemudian kami kuatkan dengan bukti-bukti. Harus yakin tetap ada di Tulungagung,” katanya.
Baca juga: Keberatan 13 Pulau Masuk Tulungagung, Pemkab Trenggalek Minta Kemendagri Tinjau Ulang
Ketua DPRD Tulungagung, Marsono, mengatakan jka masalah ini akan diputuskan Kemendagri sepenuhnya.
Pemerintah daerah, nantinya harus tunduk dengan apa yang diputuskan oleh Kemendagri.
Namun, Marsono juga memberi saran kepada Bupati, agar menggali sejarah dengan bukti-bukti yang menguatkan.
Baca juga: Sengketa 13 Pulau dengan Tulungagung, Pemkab Trenggalek Sebut Punya 3 Bukti Kuat
“Dulu kan jadi satu wilayah, kemudian pisah jadi Tulungagung dan Trenggalek. Jadi kalau menyoal harus punya dasar,” ujarnya.
Baca juga: Status 13 Pulau Masih Belum Jelas, Pemkab Trenggalek Segera Surati Mendagri
Potensi 13 pulau yang dipermasalahkan itu, lanjut Marsono, memang belum diketahui.
Namun, karena ada saling klaim wilayah, maka pemerintah pusat harus hadir untuk memutuskan.
Semua pihak nantinya wajib menghormati apa yang akan diputuskan Kemendagri.