Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kreativitas Manis di Bulan Ramadhan, Miniatur Masjid Al Akbar Surabaya dari Cokelat

Kompas.com, 7 Maret 2025, 05:54 WIB
Suci Rahayu,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Bulan Ramadhan menjadi momen istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia, tidak hanya untuk menjalankan ibadah puasa tetapi juga merayakan berbagai tradisi dan kreativitas.

Salah satu karya yang menarik perhatian adalah miniatur Masjid Al Akbar Surabaya yang sepenuhnya terbuat dari cokelat, yang dipamerkan di lobi Ciputra World Hotel Surabaya selama bulan suci ini.

Baca juga: Berburu Takjil di Jalan Karang Menjangan Surabaya, Tradisi yang Selalu Dinantikan

Chef Ferdiyanzah, yang memimpin proyek pembuatan miniatur tersebut, menjelaskan bahwa total bahan baku yang digunakan mencapai 40 kilogram.

Rinciannya terdiri dari 25 kilogram white chocolate, 5 kilogram dark chocolate, dan 10 kilogram icing sugar.

Dengan ukuran lebar 1,4 meter, panjang 1,2 meter, dan tinggi 75 cm, miniatur ini menjadi pusat perhatian di lobi hotel.

"Proses pengerjaannya memakan waktu kurang lebih lima hari dengan bantuan tim berjumlah tiga orang," ungkap Ferdiyanzah kepada sejumlah media, termasuk Kompas.com, Kamis (6/3/2025) sore.

Baca juga: Berburu Takjil Naik Sapi, Ada di Ponorogo

Ia menjelaskan bahwa pemilihan Masjid Al Akbar sebagai inspirasi utama tahun ini dikarenakan masjid tersebut merupakan salah satu ikon terbesar di Surabaya.

Miniatur kubah Masjid Al Akbar Surabaya yang terbuat dari coklat yang hadir di lobby Ciputra World Hotel Surabaya selama bulan Ramadhan 2025.KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Miniatur kubah Masjid Al Akbar Surabaya yang terbuat dari coklat yang hadir di lobby Ciputra World Hotel Surabaya selama bulan Ramadhan 2025.

Pada Ramadhan tahun sebelumnya, ia juga membuat miniatur Masjid Hagia Sophia dari Turki.

Dalam proses pembuatannya, Ferdiyanzah dan tim memulai dengan sketsa dasar lantai, kemudian melanjutkan ke pembuatan pilar, hingga akhirnya membentuk kubah dan menambahkan detail seperti jendela dan ornamen lainnya.

Ferdiyanzah bahkan melakukan survei langsung ke Masjid Al Akbar untuk memastikan bahwa miniatur ini semirip mungkin dengan aslinya, termasuk warna dan detail arsitektur.

Baca juga: Tiga Jajanan Takjil Paling Laris di Kota Ambon untuk Buka Puasa

Namun, pembuatan miniatur ini bukan tanpa tantangan.

Menurut Ferdiyanzah, detail jendela dan keramik masjid merupakan bagian tersulit karena harus dibuat setipis mungkin agar tetap presisi.

Bagian kubah juga menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam mencocokkan warna agar menyerupai aslinya.

"Saya harus mencampur sendiri warna biru dengan ungu agar mendapatkan warna kubah yang tepat," ucapnya.

Untuk menjaga keawetan miniatur ini, Ferdiyanzah menggunakan cokelat compound yang tidak mudah meleleh, terutama dalam suhu ruangan ber-AC.

"Dipajang seperti ini bisa bertahan lebih dari satu bulan," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau