MALANG, KOMPAS.com - Bulan Ramadhan selalu membawa keberkahan bagi banyak orang. Termasuk para penjual takjil yang setia menjajakan aneka hidangan menjelang berbuka puasa.
Di tengah persaingan yang semakin ketat, mereka tetap berusaha dengan penuh semangat, mengandalkan kreativitas serta strategi pemasaran demi menjemput rezeki di bulan suci.
Berikut tiga kisah perempuan penjual takjil yang berbagi cerita dengan Kompas.com di balik tantangan yang ada.
Lebih dari sekadar peningkatan penjualan, bulan suci ini juga menjadi ajang untuk berbagi, menjaga tradisi, dan terus berinovasi.
Dengan semangatnya menjadikan inspirasi bahwa usaha dan doa selalu berjalan beriringan dalam setiap langkah mencari keberkahan.
Sudah lima tahun Tutik Setyowati menekuni usaha jualan jajanan takjil. Setiap tahunnya, ia menerima pesanan mulai dari pentol bakso, pastel isi, angsle, serabi, hingga paket takjilan yang dikirim ke masjid-masjid.
Namun, tahun ini ia merasakan tantangan yang lebih besar dibandingkan sebelumnya.
Baca juga: Cara Pertahankan Bisnis di Tengah Persaingan Pasar ala Owner Syahda Craft
"Agak sepi sih daripada tahun sebelumnya. Mungkin karena lebih banyak penjualnya tahun ini. Banyak orang yang resign dari kerja pabrik lalu mencoba usaha, jadi banyak pesaing baru. Ditambah lagi, pasar takjil juga makin menjamur," tutur pemilik usaha makanan Rama itu.
Persaingan yang ketat berdampak pada berkurangnya jumlah pesanan dibandingkan tahun lalu.
Terlebih, Tutik tidak ikut serta dalam bazar takjil karena harus membagi waktu antara membuat jajanan dan mengurus anak di rumah.
"Masih belum sampai 10 orang. Kalau tahun kemarin, di hari kelima ini sudah full untuk 30 hari," kata Tutik Setyowati.
"Kalau saya, sejalannya saja, dinikmati, karena namanya juga jualan pasti ada turun naiknya," imbuhnya.
Di luar usaha jualannya, ia tetap menjalankan program Jumat Berkah. Rutin setiap Jumat, ia mengantarkan makanan dan minuman ke Masjid Sabilillah, Blimbing, menjelang waktu berbuka puasa.
"Sudah setahun ini ada satu pelanggan yang rutin ikut program ini sampai sekarang," ucap warga Polowijen itu.