SUMENEP, KOMPAS.com - Ada pemandangan berbeda di Puskesmas Pamolokan, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, pada Senin pagi (10/2/2025).
Sekitar 30an siswa putra dan putri dengan seragam lengkap menyerbu loket administrasi di puskesmas tersebut.
Ternyata, mereka datang untuk mengurus surat keterangan sehat dari dokter sebagai syarat untuk mengikuti seleksi anggota Paskibraka pada 17 Agustus 2025 mendatang.
Syafa Malaika (16), siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Sumenep mengatakan, surat keterangan sehat itu menjadi salah satu syarat untuk mendaftarkan diri sebagai calon paskibraka kabupaten.
Baca juga: Seleksi Paskibraka Surabaya Mulai Dibuka, Simak Cara Daftarnya
Syafa mengaku senang jika nanti terpilih menjadi anggota Paskibraka. Sebab, dari beberapa cerita para alumni paskibraka yang dia kenal, kesempatan ini bisa dipakai untuk melatih mental dan kedisiplinan.
"Tentu juga menjadi kebanggaan sendiri bagi saya," kata dia.
Para siswa yang datang mayoritas telah memenuhi persyaratan umum seperti Warga Negara Indonesia (WNI), berpenampilan menarik, sehat jasmani dan rohani, tinggi badan minimal, dan memiliki prestasi akademik yang baik.
Baca juga: Lumajang Segera Buka Pendaftaran Paskibraka, Berikut Syarat dan Ketentuannya
"Dan bersedia mengikuti pemusatan pendidikan dan pelatihan," imbuh dia.
Hal senada juga disampaikan Anisa Febriana Simamura (16). Dia mengaku antusias untuk mengikuti seleksi paskibraka untuk mengasah kedisiplinan dan bisa bertemu dengan kawan-kawan lainnya.
Menurut Anisa, biasanya keanggotaan paskibraka berasal dari berbagai sekolah. Selain memiliki kawan baru, dia juga berencana untuk memperluas networking. "Katanya penuh tantangan, Mas. Seru," ungkap Anisa.
Anisa juga menjabarkan, selain surat keterangan sehat dari dokter, dia juga harus melampirkan berkas lain sebagai syarat untuk mendaftar menjadi anggota paskibraka.
Di antaranya, surat izin dan dukungan orangtua, surat perintah tugas dari sekolah, fotokopi kartu pelajar dan Kartu Keluarga (KK), serta salinan rapor terakhir. "Yang boleh mendaftar hanya siswa kelas 10 SMA dan sederajat," kata dia.
Kepala Puskesmas (Kapus) Pamolokan sempat mengaku kaget dengan kedatangan siswa berseragam lengkap itu. "Saya sempat terkejut karena saya tidak tahu dalam rangka apa," kata Drg. Novia Sri Wahyuni, Kapus Pamolokan.
Pihak puskesmas telah meminta para siswa untuk mengisi data masing-masing. Sementara untuk pemeriksaan dan surat keterangan sehat itu akan dibuat secara kolektif. "Nanti kami buat secara kolektif," sebut dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang