LUMAJANG, KOMPAS.com - Banjir lahar Gunung Semeru kembali menerjang aliran Sungai Regoyo, di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat (24/1/2025).
Akibatnya, Dusun Sumberlangsep di Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, terisolir.
Selain itu, banjir juga menyebabkan 2 unit truk pengangkut pasir terjebak di tengah aliran sungai.
Baca juga: BB TNBTS Ancam Blacklist Oknum yang Mendaki Gunung Semeru Saat Tutup
Banjir lahar hujan Gunung Semeru terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 7 milimeter sekitar pukul 14.00 WIB.
Truk yang terjebak banjir itu berada di Desa Sumberwuluh, tepatnya di sekitar Jembatan Gladak Perak, dan di area pertambangan pasir Dusun Sumberkajar, Desa Jugosari.
Erik, warga Desa Sumberwuluh mengatakan, truk yang terjebak itu milik Salim, salah satu penambang pasir.
Menurutnya, saat itu Salim hendak mengisi truknya dengan pasir. Tiba-tiba, banjir datang dan membuat truknya tidak bisa dipindahkan.
Beruntung, tidak sampai ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Pemilik truk langsung menghindar menjauhi sungai begitu banjir lahar datang.
"Truknya punya Cak Salim, enggak ada korban, hanya truknya nyangkut," kata Erik di Lumajang, Jumat (24/1/2025).
Baca juga: Kenapa Macan Tutul Jawa di TN Bromo Tengger Semeru Hitam Pekat?
Saat ini, truk sudah dievakuasi menggunakan arat berat. Tidak ada kerusakan berarti pada badan truk.
Penyebab truknya terjebak adalah roda belakang selip ke dalam pasir akibat terjangan banjir.
"Sudah dievakuasi, tadi itu gak bisa dipindahkan karena rodanya selip masuk ke dalam pasir," jelas Erik.
Sementara, di tempat lain, banjir lahar menyebabkan Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, terisolasi.
Jembatan Limpas yang menjadi akses satu-satunya untuk menghubungkan Dusun Sumberlangsep dan Dusun Sumberkajar tertutup material yang dibawa banjir.
Warga yang hendak melintas pun terpaksa harus menunggu sampai banjir surut.
Baca juga: Jumat Pagi, Gunung Semeru Alami 2 Kali Erupsi, Kolom Abu 900 Meter
"Begini kalau banjir, enggak bisa lewat, terpaksa nunggu sampai alirannya kecil," ujar Wildan, warga Dusun Sumberlangsep.
Kepala BPBD Lumajang Patria Dwi Hastiadi mengimbau, para penambang segera menepi begitu mendapatkan peringatan dari Pos pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru.
"Kami imbau untuk menaati seruan pos pantau, peringatan dini sudah disiarkan melalui alat komunikasi mohon dipatuhi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," imbaunya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang