LUMAJANG, KOMPAS.com - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi pada Jumat (24/1/2025).
Berdasarkan laporan Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, sejak pukul 00.00 WIB, Gunung Semeru mengalami dua kali erupsi. Erupsi pertama terjadi pada pukul 06.35 WIB.
Erupsi terekam seismograf dengan amplitudo 22 milimeter dan berdurasi 122 detik.
Erupsi teramati mengeluarkan letusan abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal setinggi 800 meter mengarah ke barat daya.
Baca juga: BB TNBTS Ancam Blacklist Oknum yang Mendaki Gunung Semeru Saat Tutup
Disusul, erupsi berikutnya terjadi pada pukul 08.13 WIB. Erupsi ini juga terekam seismograf dengan amplitudo 22 milimeter dan berdurasi 134 detik.
Visual letusan teramati berupa kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal setinggi 900 meter mengarah ke barat daya.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Jumat, 24 Januari 2025 pukul 08.13 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 800 meter di atas puncak," tulis petugas PPGA Semeru, Sigit Rian Alfian, dalam keterangan tertulis, Jumat (24/1/2025).
Baca juga: Viral Video Pendaki ke Puncak Semeru Saat Pendakian Ditutup, TNBTS Telusuri
Sebagai informasi, dalam 24 jam terakhir atau pada Rabu (22/1/2025) pukul 00.00-24.00 WIB, Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Semeru merekam erupsi berupa letusan sebanyak 58 kali.
Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono, mengatakan bahwa saat ini status aktivitas Gunung Semeru berada di level II atau waspada.
Meski begitu, ia mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tengara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 kilometer dari puncak.
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
Terlebih, saat ini sekitar Gunung Semeru kerap diguyur hujan lebat yang berisiko menimbulkan banjir lahar.
"Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru," imbaunya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang