Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir di Jombang Surut, Pengungsi Mulai Kembali ke Rumah

Kompas.com, 16 Desember 2024, 11:44 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Andi Hartik

Tim Redaksi

JOMBANG, KOMPAS.com - Banjir yang melanda Dusun Beluk, Desa Jombok, dan Dusun Kedondong, Desa Blimbing, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, mulai surut sejak Sabtu (14/12/2024).

Penyusutan ketinggian banjir secara signifikan terjadi pada Minggu (15/12/2024). Wilayah yang sebelumnya tergenang banjir, sebagian besar sudah terbebas dari banjir.

Pantauan Kompas.com pada Minggu petang, sebagian besar wilayah Dusun Beluk, dari wilayah selatan, barat, hingga tengah, yang selama beberapa hari sebelumnya terendam banjir, tampak sudah terbebas dari banjir.

Baca juga: Kunjungi Pengungsi Banjir di Jombang, Mensos Gus Ipul Dengarkan Curhatan Warga

Jalan raya desa sudah dapat dilintasi kendaraan maupun pejalan kaki. Hanya saja, masih terdapat genangan di pekarangan maupun di sebagian rumah penduduk.

Di tengah kondisi banjir yang mulai surut, jalan raya di Dusun Beluk, cukup ramai dengan lalu lalang orang, baik dari warga setempat, maupun para relawan.

“Alhamdulillah, sekarang sudah surut. Mungkin hanya di Beluk (bagian) timur yang masih ada banjir,” kata Wahid, warga Dusun Beluk, Minggu petang.

Baca juga: Banjir Surut Lambat, Ratusan Warga Jombang Bertahan di Pengungsian

Banjir yang mulai surut membuat sebagian warga mulai kembali ke rumah. Ada yang masih tampak membersihkan rumah, ada pula yang duduk di teras rumah.

Meski demikian, pada Minggu (15/12/2024) malam, masih ada belasan warga yang tampak tetap tinggal di pengungsian, baik di kantor Desa Jombok maupun di Kantor Dusun Plososari, Desa Jombok.

Kepala Posko Tanggap Darurat Bencana BPBD Kabupaten Jombang, Senopati Zainudin mengungkapkan, mayoritas pengungsi telah kembali ke rumah setelah banjir surut secara signifikan.

Pada Minggu malam, sebut dia, dari 77 warga yang awalnya mengungsi ke kantor Desa Jombok, sebanyak 41 orang telah meninggalkan tempat pengungsian.

Sedangkan di pos pengungsian yang berada di Balai Dusun Plososari, terdapat 13 pengungsi yang masih bertahan, mengingat kondisi rumah mereka belum bisa ditempati.

Adapun di pos pengungsian yang berada di kantor Desa Blimbing, Kecamatan Kesamben, sebagian pengungsi juga masih bertahan.

“Sampai Minggu malam, banyak pengungsi yang pulang. Ada yang masih bertahan karena masih ada genangan di depan rumah,” kata Zainudin, saat dikonfirmasi Kompas.com.

Sebagai informasi, banjir melanda Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, serta Dusun Kedondong, Desa Blimbing, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang.

Banjir di kedua wilayah tersebut terjadi sejak Sabtu (7/12/2024) dini hari. Setelah berlangsung selama sepakan, banjir mulai surut pada Sabtu (14/12/2024), namun belum signifikan.

Lalu pada Minggu (15/12/2024), banjir akibat luapan air sungai Avfour Watudakon tersebut mulai surut secara signifikan. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau